Penjualan Eceran Diperkirakan Meningkat pada Awal 2025, Ini Pendorongnya



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja penjualan eceran diperkirakan tetap stabil pada Januari hingga April 2025. Hal ini sejalan dengan adanya paket stimulus dari program pemerintah.

Staf Bidang Ekonomi, Industri dan Global Markets Bank Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto memperkirakan, penjualan eceran akan tumbuhnya cukup baik, bisa diatas 3,5% year on year (YoY) pada periode Januari, Februari, Maret, hingga April.

“Karena di periode ini banyak sekali pendorong untuk penjualan retail domestik seperti imbas dari paket stimulus yang diberikan oleh pemerintah, baik itu untuk masyarakat menengah ke bawah,” tutur Myrdal kepada Kontan, Jumat (10/1).


Baca Juga: Hasil Survei BI: Penjualan Eceran Februari dan Mei 2024 Diperkirakan Turun

Untuk diketahui, paket stimulus pemerintah misalnya, memberikan bantuan pangan dan beras bagi desil 1 dan 2 ini sebesar 10 kg per bulan. Serta untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga, daya listrik yang terpasang di bawah atau sampai 2200 volt ampere (VA) diberikan biaya diskon sebanyak 50% untuk 2 bulan.

Stimulus bagi kelas menengah misalnya, fasilitas PPN DTP untuk sektor properti pembelian rumah dengan harga jual sampai dengan Rp 5 miliar atas Rp 2 miliar pertama, dengan skema diskon sebesar 100% diperpanjang kembali.

Di samping itu, kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar  6,5%, lalu juga ada kenaikan gaji guru, baik swasta maupun juga guru pegawai negeri sipil juga diperkirakan akan menggerakkan kinerja penjualan eceran.

Sehingga, dengan adanya faktor-faktor tersebut dinilai cukup mendongkrak daya beli masyarakat untuk membeli barang-barang ritel.

Baca Juga: Penjualan Eceran Desember 2024 Diperkirakan Tumbuh Didorong Natal dan Tahun Baru

“Januari 2025 terdapat masa liburan yang cukup banyak baik liburan awal tahun, lalu juga pada akhir bulan juga ada liburan imlek, dan juga kalau kita lihat juga ada libur Isra Miraj. Februari dan Maret ada periode bulan puasa, serta April ada momentum lebaran, dan juga mudik,” tambahnya.

Meski begitu, Myrdal menilai, situasi global yang penuh ketidakpastian juga masih menjadi tantangan. Baik dari kebijakan Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang lebih menguntungkan negara tersebut dan, penguatan mata uang dolar, perang dagang, serta perang mata uang.

Namun, di tengah tantangan perekonomian global tersebut, kondisi ekonomi domestik diperkirakan cukup kuat, sejalan dengan ragam stimulus yang diberikan pemerintah. 

Selanjutnya: Indonesia Sets 2025 Nickel Ore Mining Quota at Around 200 Million Metric Tons

Menarik Dibaca: Hujan Turun di Mana? Ini Prediksi Cuaca Besok (11/1) di Jawa Barat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo