Penjualan eceran tertekan, begini prospek emiten ritel menurut analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perdagangan ritel/eceran domestik masih tertekan. Hal ini terbukti dari Indeks Penjualan Riil (IPR) November 2019 yang hanya tumbuh 1,3% atau lebih rendah dibandingkan dengan IPR Oktober 2019 sebesar 3,6%.

Pun begitu dengan indeks sektor perdagangan, jasa, dan investasi (trade, services, and investment) yang sepanjang 2019 silam yang turun 1,79%.

Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya menilai, merosotnya penjualan segmen eceran disebabkan oleh kenaikan harga-harga kebutuhan hidup. “Tertekan karena harga-harga,” terang Christine kepada Kontan.co.id, Kamis (16/1).

Baca Juga: Tambah 10 gerai-15 gerai tahun ini, Ace Hardware (ACES) siapkan capex Rp 250 miliar

Senada, Robert Sebastian, Analis Ciptadana Sekuritas mengatakan, lemahnya penjualan ritel juga terkait dengan dayan beli masyarakat. Selain itu, persaingan antara emiten ritel dengan e-commerce juga berpotensi menekan kinerja emiten ritel.

Ke depan,Robert menilai sentimen positif yang bisa membangkitkan kinerja emiten ritel adalah kenaikan gaji atau upah minimum. Dus, Robert menilai emiten ritel dengan segmentasi menengah ke atas seperti PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) masih dipandang prospektif.

Baca Juga: Indeks Penjualan Riil melambat, ACES: Kami belum merasakan dampaknya

“Sedangkan emiten dengan segmentasi kelas menengah ke bawah lebih mengalami tekanan karena pengaruh daya beli,” ujar Robert kepada Kontan.co.id, Kamis (16/1).

Selain itu, emiten dengan orientasi impor seperti PT Ace Hardware Indonesia, Tbk (ACES) dan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) juga diprediksi bakal mengalap berkah dari adanya penguatan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati