KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fitch Ratings Indonesia telah menegaskan peringkat PT Mayora Indah Tbk (MYOR) pada AA(idn) dengan outlook stabil. Selain itu, Fitch juga menegaskan peringkat AA(idn) atas obligasi tanpa jaminan perusahaan barang konsumsi ini sebesar Rp 550 miliar. Asal tahu saja, peringkat nasional di kategori AA menunjukkan ekspektasi akan risiko gagal bayar yang sangat rendah relatif terhadap emiten atau surat utang lainnya di Indonesia. Pengukuhan peringkat ini mencerminkan ekspektasi Fitch Ratings Indonesia atas profil kredit MYOR di tengah pandemi Covid-19. Diperkirakan, rasio net debt to EBITDA Mayora akan tetap berada di bawah 1,5 kali pada 2020 terlepas dari adanya tekanan terhadap pertumbuhan penjualan dan margin. Adapun di tengah pandemi Covid-19, Fitch memproyeksikan penjualan Mayora sepanjang 2020 akan menurun satu digit.
Baca Juga: Lowongan Kerja 2020, PT Mayora Indah TBK membuka program MDP di banyak bidang Hal ini dipengaruhi tekanan pada volume penjualan ekspor dan permintaan domestik yang lebih rendah pada produk tertentu. "Kami memperkirakan penjualan ekspor Mayora pulih secara berangsur pada semester kedua 2020 karena meredanya gangguan yang disebabkan oleh virus corona," ungkap Fitch dalam pengumuman peringkat, Senin (20/7). Asal tahu saja, sepanjang kuartal I 2020 penjualan MYOR menurun sebesar 10% karena ekspor yang lebih rendah. Ini disebabkan oleh distributor besar Mayora memotong kebutuhan persediaan mereka. Akan tetapi, penjualan yang turun ini mampu diimbangi dengan permintaan domestik yang lebih tinggi karena produk-produknya terdiversifikasi dengan baik, merek-merek yang kuat, dan kepemimpinan pasar. Ke depan, Fitch memperkirakan margin EBITDA Mayora secara sementara akan turun di bawah 14% di tahun 2020. Setelahnya akan pulih menjadi 14% hingga 15% pada 2021 dan 2022. Adapun margin EBITDA MYOR mencapai 16% pada kuartal pertama 2020 terlepas dari penjualan yang lebih rendah tadi. Baca Juga: Lockdown dilonggarkan, penjualan ekspor Mayora Indah (MYOR) berpotensi pulih Pemulihan akan didukung oleh keuntungan harga bahan mentah dan tindakan-tindakan efisiensi biaya. Biaya-biaya Mayora sebagian besar terdiri dari biaya bahan baku yang berkisar 78% dari harga pokok penjualan. Di sisi lain, ada beban iklan yang mencapai 16% dari total beban pokok penjualan dan biaya operasional.