Penjualan ekspor dan laba anjlok, begini strategi Merck (MERK) untuk semester kedua



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi dan kimia PT Merck Tbk (MERK) mencatatkan penurunan penjualan ekspor 81,38% secara year on year (yoy) dari Rp 48,24 miliar pada semester I 2018 menjadi Rp 8,98 miliar.

Sekretaris Perusahaan MERK Melisa Sandrianti menjelaskan penurunan ini karena adanya divestasi bisnis obat-obatan bebas atau consumer health. “Sementara itu untuk bisnis segmen obat resep atau biofarma penjualan ekspor akan lebih banyak dilakukan di semester II mendatang,” kata Melisa kepada Kontan.co.id, Selasa (13/8).

Baca Juga: Siapkan capek hingga Rp 15 miliar, Merck (MERK) optimistis pertumbuhannya meningkat

Kendati demikian, penjualan ekspor yang turun dalam tidak serta merta menyusutkan perolehan pendapatan MERK di paruh pertama tahun ini. Melansir laporan keuangannya, MERK membukukan pertumbuhan pendapatan 7,11% yoy menjadi Rp 316 miliar.

Adapun laba yang yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk merosot 93% yoy dari sebelumnya Rp 90,30 miliar pada semester I 2018 menjadi Rp 6,12 miliar.

Walaupun labanya turun, Melisa menyatakan pencapaian ini kurang lebih sudah mencapai hampir 50% dari target di tahun ini.

Baca Juga: Merck (MERK) bidik sektor bahan baku obat dan biofarma untuk dongkrak kinerja

Melisa menjelaskan MERK telah menyiapkan sejumlah strategi yang akan dilakukan pada separuh kedua tahun ini, yakni mengembangkan bisnis biofarma. Lebih lengkapnya Melisa menyatakan saat ini MERK masih dalam proses mengalihkan beberapa produksi produk biofarma khususnya untuk diabetes dan hipertensi untuk diproduksi di Pasar Rebo.

Melisa bilang pengurusan izin maupun transfer teknis seperti ini membutuhkan waktu yang cukup panjang. Meskipun demikian, MERK telah berhasil mendapatkan persetujuan sebagian pemindahan produksi Glucovance 500mg/2.5 mg dan Glucovance 500 mg/5mg yang diharapkan akan dimulai pada semester II 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati