Penjualan emas Pegadaian melampaui target



JAKARTA. Penjualan emas PT Pegadaian pada Januari 2013 melebihi target. Dengan target per bulan sebesar Rp 125 miliar, pada bulan  pertama 2013 penjualan emas perusahaan pelat merah  itu mencapai Rp 145 miliar.

Tingginya pencapaian penjualan emas, tidak lepas dari semakin sadarnya masyarakat akan keuntungan berinvestasi di emas. Wasis Djuhar, Direktur Bisnis II Pegadaian, mengatakan pencapaian penjualan emas juga karena gencarnya promosi dan sosialisasi. "Tenaga pemasaran juga lebih agresif berjualan," katanya, akhir pekan lalu.

Selain bisnis penjualan emas yang meningkat, Pegadaian juga melayani bisnis gadai atau kredit emas. Namun sampai akhir Januari lalu, kredit emas belum bisa mencapai target seperti penjualan emas. Pegadaian mencatat, pada Januari 2013 omzet kredit emas sebesar Rp 8 triliun, kurang dari target per bulan sebesar Rp 10 triliun.


Walaupun tidak mencapai target bulanan, omzet gadai emas Januari 2013 tumbuh 12% dibandingkan Desember 2012. Menurut Wasis, kredit emas pada Januari memang selalu seret. "Fenomena yang terjadi seperti itu dari awal Januari hingga Februari," katanya. Dia beralasan, nasabah pada awal tahun belum membutuhkan banyak uang, sehingga omzet gadai emas  tidak terlalu besar.

Wasis mencontohkan, di awal tahun kalangan petani masih berada dalam periode tanam, sehingga belum membutuhkan banyak duit. Rumah tangga juga belum membutuhkan pendanaan mendesak untuk biaya sekolah. Banyak juga kontraktor kelas menengah yang menjadi nasabah Pegadaian, tidak membutuhkan layanan kredit emas karena sepi proyek.

Alasan Wasis tersebut membantah anggapan bahwa sepinya omzet gadai emas karena ketatnya persaingan bisnis gadai, yang juga banyak dilakukan industri perbankan. "Kami sudah berpengalaman selama ratusan tahun, sementara yang lain pemain baru. Kami memiliki pangsa pasar yang lebih besar," klaim Sumanto Hadi, Direktur Bisnis III Pegadaian.

Agar bisa mempertahankan pangsa pasar, Pegadaian berencana memperkuat promosi dan sosialisasi melalui iklan di televisi dalam waktu dekat. "Sudah ada iklan tapi kurang intensif. Masyarakat lebih cepat mengenal lewat media televisi dibandingkan media lain," kata Sumanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa