KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan emiten
Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) diperkirakan akan terdongkrak di kuartal II-2021. Hal ini menyusul adanya tradisi yang dapat meningkatkan konsumsi masyarakat, yakni Lebaran. Analis Phillip Sekuritas Indonesia, Dustin Dana Pramitha menjelaskan dari beberapa emiten sektor FMCG yakni, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (
INDF), PT Mayora Indah Tbk (
MYOR), PT Kino Indonesia (
KINO), dan PT Unilever Indonesia Tbk (
UNVR) cenderung meningkat. Peningkatan tersebut terjadi sebelum periode puasa dan hari raya di setiap tahun. "Hal tersebut disebabkan para investor atau trader yang sudah mengambil posisi sebelum rilis kinerja keuangan emiten yang diekspektasikan akan lebih baik selama bulan puasa," jelasnya kepada kontan.co.id, Senin (10/5).
Baca Juga: Kinerja emiten FMCG sepanjang kuartal I-2021 dinilai belum memuaskan Ia menilai, secara historikal momen bulan Ramadhan yang seringnya terjadi di kuartal II mampu mendongkrak penjualan emiten-emiten tersebut. Menurutnya, hal ini disebabkan adanya tradisi yang dapat meningkatkan konsumsi masyarakat dan adanya kenaikan kemampuan daya beli masyarakat dari pembagian tunjangan hari raya. "Namun pengecualian selama periode 2020 lalu akibat pembatasan kegiatan yang diberlakukan menekan kinerja penjualan emiten konsumer," lanjutnya. Sayang, ia belum bisa memproyeksikan pertumbuhan penjualan di periode Ramadhan kali ini. Yang jelas, ia berpendapat dari beberapa emiten FMCG yang telah merilis laporan keuangan kuartal I masih belum memuaskan kendati perekonomian Indonesia juga belum pulih sepenuhnya. Sekedar mengingatkan, selama Januari-Maret 2021 pendapatan UNVR turun 7,80% YoY menjadi Rp 10,28 triliun. Laba bersih perusahaan juga turun 8,6% YoY menjadi Rp 1,7 triliun. Demikian halnya dengan KINO yang mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,11 triliun atau turun 13,38% YoY dan laba bersih turun 71,5% YoY menjadi Rp 16,48 miliar. Hanya MYOR yang mencatatkan pertumbuhan kinerja yang mana pendapatan tercatat sebesar Rp 7,33 triliun atau melesat 36,24% YoY. Kendati begitu, laba bersih Mayora Indah justru melorot 11,65% YoY menjadi RP 822,88 miliar. Phillip Sekuritas Indonesia merekomendasikan
wait and see
karena saat ini pergerakan harga sedang menguji level
dynamic support ditambah
stochastic yang terlihat
deathcross di area
overbought. "Dalam
pattern juga MYOR sedang dalam fase
secondary reaction dari
major trend up-nya dan jika harga mampu menembus level
resistance di 2.680 kami sarankan beli dengan target harga pertama 2.810 dan target harga kedua di 2.940," jelasnya.
Sedangkan untuk KINO pihaknya menyarankan untuk tidak masuk di fase ini sebab pergerakan harga sudah cenderung tertahan di
dynamic resistance dan dari
major trend juga masih dalam fase
bearish. Sama seperti KINO, UNVR juga belum dapat direkomendasikan beli sebab pergerakan harga masih cenderung turun dan tertahan di area
dynamic resistance EMA 13. "Patut dicermati area
support terendah yang pernah dibentuk di level 5.275," sebutnya. Sementara untuk INDF ia bilang terlihat belum dapat bergerak meninggalkan area
magnetic zone nya dan cenderung
sideways. "Kami merekomendasikan beli untuk INDF jika pergerakan harga menyentuh level
support di 6.425 dengan ruang penguatan di level
resistance 6.800," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .