Penjualan Emiten Kertas Grup Sinar Mas Naik, Simak Rekomendasi Saham INKP & TKIM



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten kertas Grup Sinar Mas, PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) membukukan pertumbuhan penjualan sepanjang kuartal pertama 2022. Kedua emiten itu kompak mengantongi kenaikan penjualan bersih hingga dua digit. 

Mengutip laporan keuangannya, INKP mencetak pertumbuhan penjualan hingga 24,27% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi US$ 995,71 juta. Sementara itu, TKIM membukukan kenaikan penjualan bersih hingga Rp 13,29% yoy menjadi US$ 302,22 juta.

Dalam laporan keuangannya diungkapkan, penjualan lokal menjadi penopang pertumbuhan penjualan di kuartal pertama 2022 ini. Tercatat, penjualan lokal Indah Kiat terkerek 28,02% yoy menjadi US$ 487,95 juta. Catatan ini lebih tinggi dibanding penjualan ekspor yang naik 13,44% yoy.


Baca Juga: Penjualan dan Laba Indah Kiat Pulp & Paper (INKP) Kompak Menguat di Kuartal I 2022

Kondisi serupa juga dialami oleh TKIM yang membukukan pertumbuhan penjualan lokal hingga 47,56% yoy menjadi US$ 158,57 miliar. Adapun penjualan ekspor TKIM tercatat melorot 9,83% yoy menjadi US$ 143,65 juta. 

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo mengamati, pertumbuhan penjualan yang dicatatkan oleh kedua emiten itu ditopang oleh pelonggaran PPKM yang meningkatkan gairah perekonomian dalam negeri. Selain itu, fundamental perekonomian Indonesia yang solid serta Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang semakin tinggi turut menjadi penopang performa INKP dan TKIM di kuartal pertama 2022 ini. 

Adapun hingga akhir tahun ini performa INKP dan TKIM diprediksi masih akan meningkat. Mengingat PPKM yang semakin longgar seiring dengan peralihan pandemi menjadi endemi. 

Baca Juga: Indeks IDXV30 Sudah Naik 17,27%, Valuasi Sahamnya Masih Tergolong Murah

"Pelonggaran ini membuat perusahaan kembali menerapkan WFO yang meningkatkan produktivitas secara menyeluruh," ungkap William kepada Kontan.co.id, Jumat  (3/6). Selain itu peningkatan aset dibandingkan di akhir tahun 2021 juga berpotensi mendorong performa kedua emiten ini. 

Asal tahu saja, dilihat dari bottom line, INKP mencatatkan laba bersih US$ 176,45 juta atau naik dua digit 26,70% yoy. Sementara untuk TKIM, laba bersihnya turun tipis 1,19% yoy menjadi US$ 74,13 juta. 

Terhadap kedua emiten tersebut, William menyarankan buy on weakness. INKP dengan support Rp 7.800 dan resistance di Rp 8.750. Sementara itu, TKIM dengan support di Rp 6.700 dan resistance Rp 8.000. 

Baca Juga: IHSG Rawan Koreksi, Berikut Pilihan Saham MNC Sekuritas untuk Perdagangan Jumat (3/6)

Secara teknikal, Analis Phillip Sekuritas Indonesia Joshua Marcius mencermati, pergerakan harga saham INKP sedang di atas trendline dari pola falling wedge dengan stochastic masih mengarah ke atas pada area overbought. Hal ini mengindikasikan masih adanya peluang INKP untuk bergerak menguat ke area resistance 1 di Rp 8.700 atau ke area resistance 2 di Rp 9.000 selama bergerak di atas area support 7.550.  Rekomendasikan adalah buy on weakness.

Untuk TKIM, Joshua melihat pergerakan sahamnya telah menembus bearish trendline dengan pembentukan candle marubozu pada 30 Mei 2022. Pergerakannya masih berpeluang untuk melanjutkan penguatannya ke area resistance di Rp 7.550 dengan support yang perlu dipertimbangkan pada area Rp 6.650. Rekomendasi yang diberikan adalah hold.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menambahkan, pergerakan TKIM dan INKP saat ini sedang berada di awal uptrend. Selama keduanya tidak terkoreksi ke bawah 6.775 untuk TKIM dan 7925 untuk INKP, kedua emiten itu berpeluang menguat kembali. 

Baca Juga: IHSG Rawan Koreksi pada Senin (6/6)

"Para pelaku dapat melakukan buy on weakness pada kedua emiten ini dengan level target terdekat di Rp 8.800-Rp 9.000 untuk INKP dan Rp 7.600-Rp 8.000 untuk TKIM," tutup dia, Minggu (5/6). 

Sekadar informasi, hingga penutupan Jumat (3/6), saham INKP ditutup di harga Rp 8.285 per saham, menguat 5,75% sejak awal tahun atawa secara year to date (ytd). Sementara untuk saham TKIM, harganya turun 4,98% ytd menjadi Rp 7.150 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati