KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan emiten ritel diproyeksikan meningkat selama Ramadan hingga Lebaran. Sebab, periode ini merupakan momentum puncak konsumsi masyarakat Indonesia. Head of Corporate Communications PT ACE Hardware Indonesia Tbk (
ACES) Melinda Pudjo mengatakan, Ramadan kerap menjadi ajang untuk merenovasi atau menata kembali isi rumah. Untuk menghadapi bulan Ramadan, ACES menyiapkan sejumlah produk yang relevan untuk kebutuhan rumah tangga serta sejumlah promo. “Dengan strategi tersebut, ACES optimistis penjualan pada bulan Ramadan akan meningkat dari hari biasanya,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (6/3).
ACES mencatatkan s
ame-store sales growth (SSSG) meningkat sebesar 5,6% menjadi Rp 664 miliar, pada Januari 2024 dibandingkan Januari 2023 yang hanya meningkat 2%.
Baca Juga: Caturkarda Depo Bangunan (DEPO) Yakin Penjualan Naik 20% Jelang Ramadan-Lebaran Melinda belum menyebutkan SSSG ACES di bulan Februari 2024. Namun, ACES meyakini nilai SSSG Februari 2024 akan lebih baik dari kenaikan SSSG di bulan Februari 2023 yang tercatat 3,1%. ACES baru membuka dua toko terbaru di The Park Pejaten dan Banyuwangi. Pada bulan Maret 2024, ACES akan membuka toko terbaru di Living World Kota Wisata, Cibubur. “Bulan Maret 2024 ini kami juga akan membuka toko di Garut, Jawa Barat,” ungkapnya. Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus melihat, sektor ritel masih mendapat sentimen positif akibat tingginya daya beli dan konsumsi masyarakat. “Namun, mungkin tidak semua mendapatkan sentimen positif, karena tergantung segmen dari sektor ritelnya,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (6/3). Nico memaparkan, sentimen positif untuk emiten ritel di tahun ini adalah terjaganya daya beli dan konsumsi, membaiknya Consumer Confidence Index, Pemilu 2024, dan momentum Lebaran. Sementara, sentimen negatifnya adalah kenaikkan harga barang pokok, situasi dan kondisi setelah pemilu, dan perilaku konsumen. Dengan usainya Pemilu 2024 yang berjalan dengan aman, sentimennya akan positif bagi pelaku pasar dan investor. Selain itu, hasil quick count, meskipun masih menanti perhitungan resmi KPU, juga sudah memberikan gambaran arah perekonomian selanjutnya. “Namun dinamika setelah pemilu juga harus di perhatikan. Sebab, berpotensi untuk memberikan tekanan kepada optimis pasar ke depannya,” paparnya. Nico melihat, daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah akan lebih rentan ketika harga naik. “Menjaga daya beli untuk kuat juga tidak mudah, karena intervensi terhadap pasokan juga dibutuhkan,” tuturnya.
Baca Juga: Analis Rekomendasikan Buy Saham AMRT dan MIDI, Intip Penjelasannya Di tengah kondisi ini, emiten ritel supermarket kemungkinan akan lebih diuntungkan, karena sebaran wilayah yang luas dan harganya lebih terjangkau seluruh kalangan pembeli. Nico menuturkan, sejumlah emiten ritel yang dapat diperhatikan adalah
ACES,
MIDI,
ERAA,
MAPI,
LPPF,
MAPA, dan
AMRT. Research Analyst Phintraco Sekuritas Aditya Prayoga melihat, sektor ritel di Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan pada tahun 2023, meskipun dihadapi oleh berbagai tantangan. Kemampuan sektor ritel untuk bertahan dalam kondisi ini didukung oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2023 sebesar 5,04% hal ini menjadi pendorong utama, terutama karena konsumsi rumah tangga yang terus meningkat. Pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19 juga sangat terlihat, terutama dari peningkatan mobilitas masyarakat dan normalisasi aktivitas bisnis. Di samping itu, optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi, yang tercermin dari terjaganya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang tetap stabil di atas level 100, atau pada level 125 di Januari 2024. Hal ini pun ikut mendorong pertumbuhan konsumsi dan penjualan di sektor ritel. “Pertumbuhan Indeks Penjualan Ritel (IPR) sebesar 3,70% YoY pada bulan Januari 2024 menjadi bukti nyata pertumbuhan sektor ritel itu sendiri,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (6/3). Di tahun 2024, sentimen yang akan mendorong kinerja sektor ritel adalah optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi di tahun ini yang diproyeksikan mencapai kisaran 4%-5%.
Baca Juga: Pendapatan Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) Diprediksi Tumbuh 11% Tahun Ini Selain itu, inflasi yang tetap terjaga dalam rentang 2% ±1% atau sesuai dengan target APBN 2024 juga menjadi faktor penentu yang memberikan kestabilan bagi pasar. “Perkembangan teknologi, terutama dalam pemanfaatan e-commerce dan omnichannel, diharapkan akan terus memengaruhi sektor ritel dalam jangka panjang dengan meningkatkan penjualan dan efisiensi bisnis,” ungkapnya. Saat momen Ramadan dan Lebaran, sektor ritel juga akan mendapat sedikit angin segar. Hal ini karena ada pemberian tunjangan hari raya (THR) yang akan meningkatkan konsumsi masyarakat dan memperlebar disposable income. Daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah dan menengah ke atas juga diprediksi masih akan kuat.
“THR sebagai pemasukan tambahan ini tentu akan digunakan oleh masyarakat saat momentum Lebaran,” paparnya. Aditya merekomendasikan buy on support untuk MAPI dengan target harga di Rp 2.000 - Rp 2.050 per saham. Entry level ada di Rp 1.900 - Rp 1.920 per saham dan stop loss jika di bawah Rp 1.875 per saham. Aditya juga merekomendasikan speculative buy untuk LPPF dengan target harga di Rp 1.800 - Rp 1.860 per saham. Entry level di Rp 1.600 - Rp 1.640 per saham dan stop loss jika di bawah Rp 1.535 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi