Penjualan emiten semen sepi karena pengaruh impor



JAKARTA. Penjualan semen di dalam negeri tumbuh tipis 0,7% di bulan Januari 2015 dibanding bulan yang sama tahun 2014. Tipisnya pertumbuhan penjualan semen pada Januari dianggap biasa. 

Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) Agung Wiharto mengatakan, permintaan semen bulan Januari memang selalu rendah. "Masih terpengaruh liburan tahun baru dan musim hujan. Biasanya proyek pembangunan di bulan Desember hingga Februari mengalami slowing down," ungkapnya kepada KONTAN, Senin (16/2). 

Pada Januari 2014, penjualan semen SMGR tercatat sebanyak 2,11 juta ton. Jumlah itu tumbuh 3,1% dibanding periode sama tahun 2014 sebesar 2,049 juta ton. SMGR mencatat pertumbuhan penjualan tertinggi di pulau Kalimantan.


Hanya saja permintaan semen di Kalimantan terbilang sedikit dibanding pulau-pulau lainnya. Permintaan semen terbesar berasal dari Pulau Jawa, yakni sekitar 55% dari total permintaan semen SMGR. Kemudian, Pulau Sumatera sekitar 23% - 25%, baru disusul Kalimantan dan Sulawesi sebesar 7%. 

Sementara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mencatat penjualan semen sebesar 1,4 juta ton di bulan Januari 2015. Penjualan semen INTP tumbuh 1,4% dari periode sama tahun lalu sebesar 1,38 juta ton. 

Analis UOB Kay Hian Marwan Halim dalam riset tanggal 16 Februari 2015 mengatakan, hanya SMGR dan INTP yang menunjukkan pertumbuhan penjualan positif. Sebaliknya PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) mengalami penurunan penjualan sebesar 1,9% di bulan Januari menjadi 652.779 ton. 

Menurut Marwan, pertumbuhan semen SMGR dan INTP didukung oleh kuatnya permintaan semen di DKI Jakarta, Banten, dan Indonesia Timur. Sementara penjualan SMCB turun lantaran turunnya konsumsi semen di Jawa Barat, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Maklum, daerah tersebut merupakan pasar terkuat untuk semen SMCB

Marwan melihat industri semen dalam negeri mulai mendapat pesaing dari semen impor dan para pemain baru. Mulai tahun 2015, Asosiasi Semen Indonesia telah memasukkan data impor dan menambah pemain baru yakni PT Cemindo Gemilang (PTCG).

PTCG memasarkan semen dengan merek Semen Merah Putih. Perusahaan tersebut kini tengah membangun pabrik semen berkapasitas 4 juta ton di Banten yang dijadwalkan selesai tahun ini. Di bulan Januari lalu, PTCG menjual 116.202 ton semen. 

Sementara itu, Indonesia telah mengimpor 151.155 ton semen dan 36.800 klinker di bulan pertama tahun ini. Sekitar 71% impor semen berasal dari PTCG, diikuti Semen Padang 16%, dan Semen Andalas 13% . 

Dengan kehadiran PTCG, SMGR masih mempertahankan pangsa pasar 44%, sementara INTP dan SMCB turun menjadi 29,5% dan 13,6% di bulan Januari 2015. Pada bulan Januari 2014, pangsa pasar INTP 29,9%, sedangkan SMCB 14,3%. 

Marwan merekomendasikan buy untuk SMGR, INTP, dan SMCB dengan target harga masing-masing Rp 17.800, Rp 26.900 dan Rp 2.400 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa