KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia memprediksikan penjualan eceran (ritel) bakal mengalami kontraksi lanjutan pada Maret 2020. Hal ini terindikasi Indeks Penjualan Riil (IPR) periode Maret 2020 sebesar 217,8 atau turun 5,4% secara tahunan (yoy) dan turun lebih dalam dari periode Februari 2020 yang hanya turun 0,8% Adapun BI memperkirakan kontraksi terdalam masih dialami oleh subsektor sandang yang terkontraksi -45,9%. Selain itu, sub sektor lain yang menurut BI mengalami kontraksi terdalam adalah peralatan komunikasi dan informasi (-10,5%) dan bahan bakar kendaraan bermotor (-8,1%). Salah satu penyebab penurunan IPR adalah rendahnya permintaan akibat wabah corona (Covid-19). Alhasil, beberapa emiten ritel khususnya yang berhubungan dengan alat komunikasi meninjau ulang rencana ekspansinya, salah satunya adalah PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA). Kontan.co.id mencatat, awalnya ERAA berharap bisa menambah 300 gerai baru sepanjang tahun 2020.
Penjualan gadget berpotensi turun, analis revisi rekomendasi saham Erajaya (ERAA)
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia memprediksikan penjualan eceran (ritel) bakal mengalami kontraksi lanjutan pada Maret 2020. Hal ini terindikasi Indeks Penjualan Riil (IPR) periode Maret 2020 sebesar 217,8 atau turun 5,4% secara tahunan (yoy) dan turun lebih dalam dari periode Februari 2020 yang hanya turun 0,8% Adapun BI memperkirakan kontraksi terdalam masih dialami oleh subsektor sandang yang terkontraksi -45,9%. Selain itu, sub sektor lain yang menurut BI mengalami kontraksi terdalam adalah peralatan komunikasi dan informasi (-10,5%) dan bahan bakar kendaraan bermotor (-8,1%). Salah satu penyebab penurunan IPR adalah rendahnya permintaan akibat wabah corona (Covid-19). Alhasil, beberapa emiten ritel khususnya yang berhubungan dengan alat komunikasi meninjau ulang rencana ekspansinya, salah satunya adalah PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA). Kontan.co.id mencatat, awalnya ERAA berharap bisa menambah 300 gerai baru sepanjang tahun 2020.