KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Erajaya Swasembada Tbk (
ERAA) diyakini masih prospektif. Salah satunya didukung oleh pasar gadget (gawai) yang masih menjanjikan. Analis Henan Putihrai Sekuritas Steven Gunawan mengatakan, pembukaan pusat perbelanjaan seiring pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) tentu menjadi katalis positif bagi ERAA. Hal ini mengingat gerai fisik Erajaya banyak berada di pusat perbelanjaan. Steven menyebut, selama masa pembatasan aktivitas operasional mall, ERAA memang sudah berusaha berinovasi dengan mengkombinasikan penjualan secara offline dan online, yang disebut ERAA's New Shopping Way.
Namun, penjualan gadget dinilai Steven akan lebih maksimal jika masyarakat melihat dan menguji coba gadget-nya secara langsung. Dalam hal ini, pembeli bisa mengutak-atik gadget secara langsung, misalnya dengan mencoba resolusi kamera hingga mencoba fitur-fitur yang tersedia.
Baca Juga: Saham penghuni Indeks LQ45 ini punya PER rendah, mana yang menarik dibeli? “Penjualan pasti lebih signifikan di gerai-gerai
offline ketimbang
online. Syarat masuk mall kan pakai aplikasi Pedulilindungi, jadi kekhawatiran berkunjung ke mall sudah mereda,” terang Steven saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (13/10). Selain itu, survei Bank Indonesia (BI) juga menyebutkan tingkat kepercayaan konsumen mulai pulih atau sudah berada di fase normal. Steven menyebut, masyarakat mulai percaya diri untuk berbelanja barang-barang keperluan sekunder, semacam gadget dan handphone. Prospek penjualan gawai ERAA juga ditunjang dengan adanya program cicilan. Hal ini membuat konsumen khususnya kaum milenial terdorong untuk mengganti gadget dengan versi teranyar. Selain itu, program kerjasama dengan sejumlah lending akan menopang daya beli masyarakat, karena pembelian gawai bisa diangsur setiap bulan. Penjualan ERAA juga ditopang oleh rencana ekspansi mereka di segmen aksesoris berteknologi tinggi, sebut saja drone kamera, robotic vacuum cleaner, hingga jam tangan pintar. Steven menyebut, selama ini produk tersebut sudah ada, namun promosinya akan semakin digencarkan ERAA. “Perlu diingat, kita didominasi generasi Z dan milenial yang notabene gemar perangkat canggih,” sambung Steven. Segmen aksesoris High-tech bakal jadi katalis kinerja ERAA di masa mendatang. Saat ini kinerja ERAA masih ditopang gawai seluler, sementara segmen aksesoris saat ini baru menyumbang 7%-8% dari total pendapatan ERAA. Meski saat ini tren bekerja dari rumah (WFH) dan school from home sudah mulai dikurangi, hal ini dinilai tidak terlalu mempengaruhi penjualan gadget ERAA. Toh jika memang penjualan (unit) menurun, tetapi penurunan ini diimbangi dengan kenaikan dari sisi harga jual. Hal ini masih membantu menopang pertumbuhan penjualan ERAA. Selain itu, program cicilan/angsuran juga banyak membantu penjualan ERAA. Sebab saat ini Indonesia sedang berada dalam era suku bunga rendah, seiring dengan BI yang masih menahan suku bunga di level rendah. Saham ERAA juga masih cukup atraktif. Salah satunya didukung dengan valuasi ERAA yang cukup murah. Meskipun saham ERAA sudah menguat 38,64% secara year-to-date (ytd), price/earnings (P/E) ERAA saat ini masih di bawah rata-ratanya dalam lima tahun terakhir.
Baca Juga: Saham-saham lapis dua dan tiga lagi naik daun, mana yang menarik dilirik? “Masih ada potensi keuntungan yang bisa diambil dari potensi kelanjutan kenaikan harga saham ERAA,” kata Steven. Steven mengekspektasikan top-line dan bottom-line ERAA di kuartal III-2021 akan in-line dengan proyeksi yang dipasang. Begitu juga proyeksi kinerja ERAA secara full-year yang dinilai akan sejalan (inline) dengan proyeksi. Hal inilah yang menyebabkan harga saham ERAA mulai merangkak naik.
”Karena sentimen/ ekspektasi pelaku pasar mendahului harapan positif atas kinerja keuangannya,” sambung dia. Henan Putihrai Sekuritas merekomendasikan beli saham ERAA dengan target harga Rp 800. Pada perdagangan Kamis (14/10), saham ERAA ditutup menguat 0,83% ke level Rp 610 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi