Penjualan HM Sampoerna (HMSP) Tertekan Tarif Cukai, Cermati Rekomendasi Sahamnya



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) atau cukai rokok rata-rata sebesar 10% per tahun pada 2023 dan 2024 menjadi sentimen negatif bagi saham-saham produsen rokok, termasuk PT HM Sampoerna Tbk (HMSP). Di sisi lain, ada sejumlah sentimen positif yang dapat menopang kinerjanya. 

Analis Phintraco Sekuritas Rio Febrian mengatakan, kenaikan tarif cukai rokok akan mengerek beban pokok penjualan sehingga berpotensi menekan perolehan margin perusahaan. Buktinya, gross profit margin (GPM) HMSP selama 2020 hingga 2022 menunjukkan penurunan, yaitu 24,63% di 2019, 20,31% di 2020, 17,11% di 2021, dan 15,43% di 2022. 

Penurunan GPM tersebut sejalan dengan kondisi kenaikan cukai rokok pada periode 2020 hingga 2022. Pada 2020, rata-rata kenaikan cukai rokok sebesar 23%. Pada 2021, rata-rata cukai rokok naik 12,5%. Kemudian di 2022, rata-rata cukai rokok naik 10,7%.


Baca Juga: Volume Penjualan Rokok HM Sampoerna (HMSP) di Kuartal I-2023 Menurun 5,8%

"Berdasarkan hal di atas, maka tarif kenaikan cukai rokok di 2023 dan 2024 berpotensi menekan kinerja margin dan laba dari HMSP di tahun ini," kata Rio saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (24/5). 

Meskipun begitu, prospek sektor rokok masih cukup menarik untuk diperhatikan di tahun 2023 seiring dengan pemulihan konsumsi masyarakat. Pemulihan tersebut terlihat dari tingkat Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) Indonesia pada April 2023 sudah berada di 126,1, mendekati level rata-rata IKK pra-pandemi di 124,71.  

Selain itu, tren penurunan inflasi Indonesia diperkirakan meningkatkan konsumsi masyarakat dan menurunkan beban biaya. Inflasi Indonesia berada di 4,33% secara tahunan atau year on year (yoy) pada April 2023, dari level tertinggi di 5,95% yoy pada September 2022.

"Pemulihan konsumsi masyarakat dan tren penurunan inflasi ini berpotensi meningkatkan pendapatan HMSP di tengah kebijakan kenaikan cukai rokok dari pemerintah," ucap Rio. 

 
HMSP Chart by TradingView

Terlebih lagi, HMSP telah menginvestasikan pembangunan fasilitas pabrik untuk produksi batang tembakau untuk IQOS dengan merek HEETS di Karawang senilai US$ 166,1 juta atau setara Rp 2,57 triliun pada November 2022. 

Baca Juga: Masih Menarikkah Saham Emiten Rokok? Simak Kata Sejumlah Analis Berikut

Rio menilai, diversifikasi usaha ini berpotensi menjaga pendapatan HMSP secara jangka panjang. Mengingat jenis produk rokok tersebut bebas asap dan relatif lebih sehat bagi konsumsi masyarakat.

Di sisi lain, dalam riset tanggal 5 Mei 2023, analis MNC Sekuritas Raka Junico Widyaman menilai, kenaikan berkelanjutan tarif cukai rokok pada 2023 dan 2024 berpotensi membatasi pemulihan daya beli produk rokok. Hal ini bakal mengarah pada berlanjutnya perilaku downtrading para konsumen rokok.

Editor: Noverius Laoli