Penjualan Holcim naik 11,5% di semester I



JAKARTA. PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) membukukan kenaikan penjualan pada semester I 2016 sebesar 11,5% year on year (yoy) menjadi Rp 4,77 triliun dari sebelumnya Rp 4,28 triliun.

Pencapaian ini dibarengi dengan peningkatan laba bruto sebesar 10% menjadi Rp 1,01 triliun dari sebelumnya Rp 918 miliar. Padahal, SMCB mencatatkan penurunan harga jual semen rata-rata sebesar 17% sebagai dampak dari pasokan yang berlebih dan penurunan harga yang dilakukan kompetitor.

Presiden Direktur SMCB Gary Schutz mengatakan, perlunya kebijakan untuk menstimulus sektor bahan bangunan dan sektor konstruksi. Pihaknya mengapresiasi wacana pemerintah untuk melakukan moratorium terhadap rencana investasi baru, di samping deregulasi terhadap persyaratan perizinan bagi pengembang sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan perumahan yang tinggi.


"Masih dibutuhkan banyak dorongan, khususnya di sisi infrastruktur yang dibutuhkan untuk efektifitas kapasitas sektor semen yang ada," ujarnya dalam keterangan pers, Rabu (31/8).

Kinerja SMCB pada semester I tahun ini juga didorong oleh akuisisi Lafarge pada awal tahun ini dengan kontribusi sebesar 21,1% atau setara 5,2 juta ton.

Selain itu, produsen semen ini juga menurunkan biaya operasional sebesar 1,4% menjadi Rp 831 miliar, lalu penurunan biaya keuangan hingga 24,6% atau hanya Rp 199 miliar. Hal ini menyebabkan rugi bersih SMCB tercatat berkurang menjadi Rp 51,4 miliar dibandingkan sebelumnya yang mencapai Rp 138,1 miliar.

Saat ini penjualan terbesar masih ke pasar di Pulau Jawa dengan penjualan sebesar 16,2 juta ton, kemudian Sumatera 6,2 juta ton, dan Kalimantan 2 juta ton. Market share di Jawa menyusut 1,3% dan Kalimantan menyusut 16%. Praktis yang bertumbuh hanya market di Sumatera yang meningkat menjadi 7%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini