Penjualan Kendaraan Listrik di Uni Eropa Menurun 12%



KONTAN.CO.ID - BERLIN. Penjualan mobil listrik di Uni Eropa periode Mei 2024 turun 12% secara tahunan. Data dari badan industri otomotif Eropa yang dirilis Kamis (20/6) menunjukkan, penurunan penjualan paling dalam dialami Jerman, dengan penurunan 30%. 

Penurunan penjualan kendaraan listrik di Jerman terjadi karena negara yang menjadi pasar terbesar di Eropa ini telah mengakhiri subsidi pembelian kendaraan listrik pada Desember 2023 lalu. Pencabutan subsidi ini bagian dari kesepakatan anggaran 2024. 

Efeknya, menurut data Asosiasi Produsen Mobil Eropa (ACEA), penjualan kendaraan listrik di Jerman mengalami penurunan sebesar 16% di sepanjang tahun ini. 


Baca Juga: Chery Omoda E5 Jadi Mobil Listrik Terlaris di Indonesia pada Mei 2024

Secara keseluruhan, penjualan mobil baru di Eropa turun sebesar 3% pada bulan Mei 2024 dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023. Mengutip Reuters, permintaan kendaraan listrik di Eropa telah menurun dalam beberapa bulan terakhir, setelah meningkat pesat selama beberapa tahun. Apalagi saat ini persaingan lebih pada produksi model lebih terjangkau.

Untuk melindungi produsen mobil dalam negeri dari masuknya impor kendaraan listrik murah, Komisi Eropa pada pekan lalu mengatakan akan mengenakan bea hingga 38,1% pada kendaraan listrik buatan China mulai Juli. 

Sementara itu, produsen mobil listrik AS, Tesla akan menaikkan harga Model 3 buatan China ketika kebijakan Uni Eropa mulai berlaku. Perusahaan Elon Musk ini juga mencatat penurunan penjualan di Eropa sebesar 34,2% di bulan Mei 2024. 

Kelompok kampanye Transportasi & Lingkungan Eropa telah memprediksi akan terjadi stagnasi pasar kendaraan listrik sejak bertahun-tahun lalu. Namun mereka yakin penjualan akan meningkat di 2025 ketika target emisi mobil Uni Eropa mulai berlaku. 

Data menunjukkan, jumlah kendaraan listrik menyumbang 48,9% dari seluruh registrasi mobil penumpang baru di Uni Eropa pada Mei 2024. Angka ini naik dari tahun sebelumnya yang berkontribusi sebesar 46,2%. 

Baca Juga: Genjot Pengembangan Mineral Strategis, MIND ID Menanti Beleid Pemerintah

Editor: Avanty Nurdiana