Penjualan lahan BEST sudah separuh target



JAKARTA. PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk mencatatkan performa yang masih bagus selama separuh pertama tahun ini. Pengembang kawasan industri itu berhasil menjual lahan seluas 22 hektare (ha) sepanjang semester I-2017. Nilai penjualan sekitar Rp 586 miliar.

Emiten berkode BEST di Bursa Efek Indonesia ini hanya menargetkan marketing sales atau pra penjualan seluas 30 hektare (ha) sampai 40 ha tahun ini. Dengan demikian, pengelola kawasan industri MM2100 Bekasi ini telah berhasil mencapai sekitar separuh lebih dari target enam bulan pertama yang telah ditetapkan perusahaan ini.

Seri, Kepala Hubungan Investor BEST mengatakan pencapaian yang cukup bagus tersebut didukung kondisi ekonomi yang lebih stabil dan gencarnya pembangunan infrastruktur transportasi di wilayah timur Jakarta. "Penjualan lahan tersebut dilakukan ke berbagi sektor mulai dari logistik, consumer, sektor yang berkaitan dengan otomotif dan lain-lain.' kata Seri pada KONTAN, Jumat (21/7).


BEST sangat optimistis, prospek penjualan lahan industri akan cerah sampai akhir tahun. Perusahaan yakin, bisa mencapai target sejalan dengan kondisi ekonomi dan pembangunan infrastruktur tadi.

Optimisme perusahaan ini didukung dengan banyaknya pernyataan minat pembelian yang sedang mereka tangani. Dan saat ini penjajakannya juga sudah semakin serius.

Kebanyakan permintaan tersebut datang dari pelanggan eksisting. Artinya, konsumen BEST cukup puas dengan kawasan industri MM2100.

Kini perseroan ini tengah menangani peminat sebanyak 68 ha. Permintaan ini datang dari beragam sektor mulai dari consumer, otomotif, logistik dan lain-lain. "Kebanyakan inquiry datang dari consumer" ujarnya.

Harga lahan di kawasan industri MM2100 saat ini sudah mencapai rata-rata sekitar Rp 3 juta per meter persegi (m2). Menurut Seri, harga tersebut cukup mendatar sejak tahun lalu. Bekasi Fajar belum berencana menaikkan harga lahan, lantaran sudah cukup mahal.

Di samping terus gencar menjajakan lahan industri, BEST juga tidak berhenti menambah cadangan lahan. Tahun 2017, perusahaan ini menargetkan bisa mengakuisisi lahan di sekitar kawasan MM2100 sekitar 50 ha-60 ha.

Sepanjang semester I, BEST sudah berhasil merealisasikan sebagian dari target penambahan lahan tersebut. Hanya saja, Seri belum bisa menyampaikan datanya.

Untuk mendukung ekspansi, perusahaan menyiapkan belanja modal sekitar Rp 800 miliar tahun ini. Sebesar Rp 700 miliar untuk mengakuisisi lahan dan pengembangan infrastruktur di kawasan industri MM2100.

Sementara Rp 100 miliar akan digunakan untuk pengembangan proyek properti yakni merampungkan pembangunan Hotel Enso. Serta untuk membiayai konstruksi pembangunan proyek perkantoran bertajuk BEST Office.

Hotel Enso dengan kapasitas 192 kamar sudah soft opening sejak Februari 2017 lalu. Meski demikian masih ada pengerjaan finishing yang terus dikejar perusahaan ini sehingga hotel tersebut bisa resmi beroperasi pada bulan September mendatang.

Sedangkan BEST Office sudah melakukan grounbreaking pada bulan April lalu. Proyek yang akan dibangun di atas lahan seluas 4.170 m2 ini ditargetkan beroperasi pada awal tahun 2018.

Seri bilang, kedua proyek tersebut akan menjadi pelengkap kawasan industri MM2100 dan akan mendatangkan pendapatan berulang alias recurring income. Hanya saja, pendapatan berulang perusahaan tersebut masih akan tetap didominasi dari pengelolaan kawasan industri ke depan. "Recurring income lebih banyak biaya maintinance atau service charge, dari biaya penjualan air. Kalau proyek properti hanya pelengkap." jelasnya.

Semakin banyak lahan yang berhasil dijual BEST, maka potensi pendapatan dari maintenance ke depan akan semakin besar. Hanya saja, Seri tidak menyebutkan target pendapatan berulang perusahaan tahun ini.

Namun terkait pendapatan secara keseluruhan, ditargetkan bisa mencapai Rp 1 triliun tahun ini. Sedangkan margin laba sebelum pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) ditargetkan bisa mencapai 60%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini