Penjualan lahan industri mulai melambat



JAKARTA. Dampak perlambatan ekonomi mulai terasa di sektor kawasan industri. Colliers International mencatat selama kuartal III-2013, penjualan lahan industri di Jakarta hanya 77,65 hektare (ha), terendah sepanjang tahun ini. Dus, penjualan kumulatif menjadi sekitar 400 ha. Sebagai perbandingan, tahun lalu Jakarta berhasil menjual lebih dari 600 ha lahan industri.

Keterbatasan pasokan masih menjadi masalah klasik bagi kawasan industri. Di samping itu, permintaan juga mulai menurun. "Beberapa pemilik kawasan industri mengaku permintaan tetap ada, tapi tidak sebesar sebelumnya," kata Ferry Salanto, Associate Director Research Colliers, Selasa (8/10).

Alasannya, penyerap lahan industri di Indonesia masih didominasi oleh Jepang. Namun sebagian besar industri asal negara itu masih wait and see untuk rencana ekspansi lebih lanjut.


Mengacu pada riset Colliers, transaksi penjualan terbesar selama kuartal III-2013 terjadi di Kawasan Industri Millenium Tigaraksa, Tangerang seluas 30 ha. Pengembang ini menjual lahan industri ke industri makanan, plastik dan komponen sepatu.

Peringkat kedua ada Bekasi Fajar, Bekasi dengan penjualan 19,5 ha. Ketiga, Greenland International Industrial Centre, masih di Bekasi, dengan penjualan 9,91 ha di periode yang sama.

Imbasnya, beberapa pengembang masih mempertahankan harga jual dari kuartal sebelumnya. Seperti di Jakarta dan sekitarnya berkisar US$ 112,9 per meter persegi (m2) sampai US$ 282,1 per m2. Adapun harga lahan industri di Bogor yang termahal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon