KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Serpong Damai Tbk (
BSDE) mampu bertahan dari risiko inflasi. Emiten properti ini diprediksi masih akan melanjutkan tren kinerja positif di tahun depan. Analis Ciptadana Sekuritas Yasmin Soulisa dalam riset 1 November 2022 memaparkan bahwa BSDE mampu meraih penjualan yang sangat baik di kala suku bunga menjulang tinggi. Pendapatan BSDE selama periode Januari-September telah melonjak 38,3% secara
year-on-year (YoY) menjadi Rp 7,15 triliun. Pembagian pendapatan BSDE masing-masing berasal dari penjualan properti 78%, konstruksi 8%, dan pendapatan berulang 14%.
Hingga September 2022, penjualan properti tumbuh 34,6% YoY menjadi Rp 5,58 triliun. Pendapatan konstruksi meningkat 124,5% YoY menjadi Rp 599 miliar. Pendapatan berulang tumbuh 27,9% YoY menjadi Rp 966 miliar yang salah satunya mulai meningkat secara substansial karena Aeon Mall Southgate beroperasi tahun ini. BSDE sukses mencatat kenaikan pendapatan secara kuartalan sebesar 292,9% di kuartal ketiga 2022 menjadi Rp 455 miliar. "Pencapaian ini terutama karena meningkatnya penjualan properti dan pendapatan yang lebih kuat dari segmen konstruksi," tulis Yasmin dalam riset.
Baca Juga: Bumi Serpong Damai (BSDE) Gandeng PLN dalam Pengembangan Green Economy Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei melihat bahwa kinerja dan profitabilitas BSDE yang kuat di kuartal ketiga 2022 merupakan hasil dari musim serah terima proyek. BSDE sendiri masih terus berfokus pada pengembangan kota terpadu, BSD City. Utamanya, BSDE menggarap produk
low-rise yaitu rumah dan ruko komersial yang ditujukan untuk segmen premium. "Produk-produk BSDE memang sebagian besar ditujukan untuk kalangan menengah atas karena harga hunian yang ditawarkan lebih mahal dari developer lain," ungkap Jono kepada Kontan.co.id, Kamis (29/12). Jono bilang, BSDE memiliki nilai tersendiri dengan berbagai fasilitas dan kemudahan akses yang dimiliki sehingga berani mematok harga tinggi dengan membidik pasar menengah ke atas. Salah satunya adalah kemudahan akses yang ditawarkan dalam kota rancangan BSDE. Pembukaan jalan tol Serpong-Balaraja juga diharapkan dapat meningkatkan nilai proyek BSD City secara signifikan yang telah berkontribusi lebih dari 59% terhadap total
marketing sales. Adapun raihan
marketing sales atau pendapatan pra penjualan BSDE hingga kuartal ketiga sebesar Rp 6,72 triliun.
Marketing sales ini mencerminkan 87% dari target tahun 2022 sebesar Rp 7,7 triliun. Perinciannya, segmen
landed house berkontribusi 57,7%, diikuti oleh segmen komersial sebesar 27,8%. Penjualan dari hasil
joint venture (JV) land setara 14,5%.
Baca Juga: Cari Modal Baru, Emiten Properti Siap Gelar Rights Issue Hanya saja, performa bottom line BSDE kurang memuaskan jika dibandingkan sembilan bulan pertama 2021. Laba bersih terpantau turun 1,3% YoY menjadi Rp 918 miliar sampai kuartal ketiga 2022. Menurut Jono, tertekannya laba bersih BSDE akibat kenaikan beban yang lebih besar seperti pada beban pokok penjualan dan beban iklan & promosi, juga kerugian selisih kurs mata uang asing. Beban pokok penjualan juga turut terbebani oleh kerugian valas akibat depresiasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Di samping itu, katalis positif bagi perusahaan properti berupa insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) tidak banyak mendongkrak penjualan BSDE. Sisi positifnya, BSDE tidak terdampak signifikan dari kenaikan suku bunga yang mengurangi daya beli masyarakat. Mengingat pasar BSDE adalah kaum masyarakat dengan perekonomian menengah ke atas. Katalis positif ini dinilai Jono masih akan berlanjut di tahun depan saat suku bunga tinggi dan saat sejumlah insentif telah berakhir yang bisa melemahkan posisi pesaing dari BSDE.
Baca Juga: Kantongi Pinjaman Rp 1 Triliun, Cek Rekomendasi Bumi Serpong Damai (BSDE) Analis DBS Bank Sekuritas Andrea Saraswati dalam riset 15 Desember 2022 mengatakan bahwa BSDE kurang bergantung pada program diskon PPN. Karena insentif tersebut hanya berkontribusi 9% terhadap
marketing sales sampai September. Andrea memuji kinerja emiten grup Sinarmas ini yang mampu mencetak penjualan tinggi padahal di tahun ini tidak ada satu pun produk yang dihargai di bawah Rp 1 miliar. Menariknya, penyesuaian
average selling price (ASP) ini justru bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. Berbeda dengan tahun lalu, lebih banyak produk mahal BSDE cenderung memiliki tingkat penerimaan yang lebih rendah. Mayoritas penjualan BSDE disumbang oleh segmen harga terendahnya, yaitu Rp 1 miliar-Rp 3 miliar. Sepanjang tahun ini, BSDE meluncurkan setidaknya 12 kluster perumahan, enam diantaranya berkisar antara Rp 1 miliar-Rp 3 miliar per unit, sedangkan sisanya memiliki tingkat harga yang lebih tinggi. Pada kuartal keempat 2022, BSDE meluncurkan satu kluster ruko dan tiga kluster perumahan. Salah satu kluster perumahan yaitu Tanakayu sukses menghasilkan
marketing sales Rp 114 miliar. Menurut Yasmin, moncernya
marketing sales utamanya didukung oleh promosi perusahaan yang disebut
double dream pada periode Maret hingga Desember untuk mempromosikan unit
ready stock. BSDE menawarkan diskon untuk uang tunai, cicilan ringan, dan pembayaran jalur hipotek ekspres pilihan.
Baca Juga: BSDE Masih Ekspansif di 2023 Ciptadana Sekuritas memproyeksikan BSDE dapat mencapai pendapatan sebesar Rp 10,29 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 1,98 triliun di tahun 2023. Yasmin merekomendasikan
buy saham BSDE dengan target harga Rp 1.120 per saham. Jono menyarankan
buy saham BSDE dengan target harga di Rp 1.200 per saham. Setali tiga uang, Andrea merekomendasikan Buy saham BSDE tetapi dengan target harga lebih rendah senilai Rp 1.105 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati