JAKARTA. Kebutuhan setrum yang tinggi membuat PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengusulkan revisi target pertumbuhan penjualan listrik tahun ini menjadi 10% atau 191 terrawatt hour (TWh). Usulan ini lebih tinggi dari yang ditetapkan dalam APBN 2013, yakni tumbuh sebesar 9% atawa 184,3 TWh. Kementerian Keuangan (Kemkeu) tak keberatan dengan usulan tersebut. Hanya, Kemkeu mengingatkan, kenaikan target pertumbuhan penjualan listrik harus diikuti dengan peningkatan bauran energi (energy mix). Dan, "Tidak menambah subsidi listrik," kata Bambang Brodjonegoro, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal akhir pekan lalu. Soalnya, Bambang mengungkapkan, tahun lalu, pemerintah harus menanggung tambahan subsidi listrik akibat realisasi pertumbuhan penjualan listrik PLN yang melampaui target awal sekitar 7% hingga 8%. Tahun 2012, realisasi pertumbuhan penjualan listrik perusahaan setrum pelat merah itu 10,17%.
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2012, pemerintah mengalokasikan bujet subsidi listrik sebesar Rp 65 triliun. Namun, di akhir tahun, realisasi belanja subsidi listrik membengkak menjadi Rp 94,6 triliun atau 145,6% dari pagu APBN-P 2012. Pembengkakan anggaran subsidi listrik tahun lalu bukan saja lantaran realisasi pertumbuhan penjualan melampaui target. Itu juga buntut realisasi bauran energi yang meleset dari rencana yang telah disusun PLN.