KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona (Covid-19) menekan kondisi bisnis dan keuangan PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN (Persero). Konsumsi listrik yang menurun mengakibatkan penjualan listrik anjlok. Imbasnya, perusahaan setrum plat merah ini ditaksir bakal kehilangan potensi pendapatan sebesar Rp 44 triliun dari rencana tahun ini. Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini memberikan gambaran, setiap penurunan 1% pada permintaan listrik, maka pendapatan PLN dari penjualan listrik akan turun sekitar Rp 2,8 triliun. Sehingga, jika diestimasikan penurunan konsumsi listrik sekitar 10%, maka pendapatan PLN dari penjualan listrik berpotensi hilang Rp 28 triliun. Zulkifli menerangkan, dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), pendapatan dari penjualan listrik PLN ditarget Rp 256,7 triliun. Dengan asumsi ada penurunan demand listrik sebesar 9,7% maka PLN pun mengajukan revisi target menjadi Rp 221,5 triliun.
Penjualan listrik turun, pendapatan usaha PLN ditaksir ambrol Rp 44 triliun dari RKAP
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona (Covid-19) menekan kondisi bisnis dan keuangan PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN (Persero). Konsumsi listrik yang menurun mengakibatkan penjualan listrik anjlok. Imbasnya, perusahaan setrum plat merah ini ditaksir bakal kehilangan potensi pendapatan sebesar Rp 44 triliun dari rencana tahun ini. Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini memberikan gambaran, setiap penurunan 1% pada permintaan listrik, maka pendapatan PLN dari penjualan listrik akan turun sekitar Rp 2,8 triliun. Sehingga, jika diestimasikan penurunan konsumsi listrik sekitar 10%, maka pendapatan PLN dari penjualan listrik berpotensi hilang Rp 28 triliun. Zulkifli menerangkan, dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), pendapatan dari penjualan listrik PLN ditarget Rp 256,7 triliun. Dengan asumsi ada penurunan demand listrik sebesar 9,7% maka PLN pun mengajukan revisi target menjadi Rp 221,5 triliun.