Penjualan LPG Non-Subsidi Terus Menyusut Sejak 2019



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengemukakan penjualan LPG non-subsidi terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun sejak 2019. Sedangkan penjualan LPG Subsidi terus membengkak hingga saat ini.

Salah satu biang masalah turunnya penjualan LPG non-subsidi karena adanya disparitas harga yang cukup jauh dibandingkan LPG 3 kg yang disubsidi pemerintah.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji menjelaskan berdasarkan data realisasi penyaluran LPG non-subsidi atau non public service obligation (non-PSO) 2019-2023 terus mengalami penurunan.


“Di 2019 penyaluran LPG Non PSO sebesar 0,66 juta Metrik Ton (MT), kemudian 2020 sebesar 0,62 juta MT, 2021 sebesar 0,6 juta MT, dan 2022 sebesar 0,46 juta MT,” jelasnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (14/6).

Baca Juga: Penyaluran LPG Subsidi Sudah Capai 41,6% Hingga Mei 2023

Sedangkan penjualan LPG subsidi terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tutuka mengungkapkan realisasi penyaluran LPG 3 kg pada 2018 sebesar 6,53 juta MT, kemudian 2019 naik menjadi 6,84 juta MT, 2020 kembali meningkat menjadi 7,14 juta MT. Adapun realisasi di 2021 sebanyak 7,46 juta MT dan 2022 sebesar 7,8 juta MT.

Sedangkan di 2023 kuota LPG Subsidi meningkat menjadi 8 juta MT.

Tutuka menambahkan, pihaknya bersama dengan PT Pertamina telah melakukan pendataan dan pencocokan data pengguna serta pencatatan transaksi LPG 3 kg dari awal 2023.

Persiapan dan uji coba keandalan sistem yang dimiliki Pertamina yaitu merchant aplikasi My Pertamine yang berdasarkan Januari-Februari 2023 telah dilaksanakan sosialisasi. Adapun implementasi di Jawa Bali NTB ditargetkan selesai Juni 2023 yang mencakup 138 kota kabupaten, kemudian dilanjutkan implementasi di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi ditargetkan Juli 2023 yang mencakup 273 kota kabupaten.

“Evaluasi program terus dilaksanakan sejak Maret hingga Desember,” ujar Tutuka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari