KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Matahari Departement Store Tbk (
LPPF) mencatatkan kinerja yang tidak memuaskan pada paruh pertama tahun ini. Berdasarkan laporan keuangan semester I-2024, Penjualan LPFF sebesar Rp 7,23 triliun atau urun 2,2% dibandingkan periode ama 2023 yang mencapai Rp 7,39 triliun. Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 24 Juli 2024, CEO LPPF, Monish Mansukhani, mengungkapkan bahwa penurunan kinerja ini mencerminkan lemahnya daya beli konsumen yang berlanjut, khususnya pada kategori pakaian dan alas kaki.
Meski menghadapi tantangan tersebut, LPPF tetap berkomitmen pada rencana-rencana strategis untuk pertumbuhan jangka panjang. "Kami fokus pada peningkatan operasional dan memperluas jangkauan untuk melayani pelanggan dengan lebih baik," ujar Monish.
Baca Juga: Laba Matahari Department Store (LPPF) Turun 8% Jadi Rp 626 Miliar di Semester I-2024 LPPF terus maju dalam pelaksanaan strategi, terutama dalam hal merchandising. Perusahaan berencana meningkatkan produktivitas dengan memperluas area dan menambah variasi produk dari merek konsinyasi utama. Selain itu, rebranding merek eksklusif juga dilakukan untuk menarik lebih banyak pelanggan, dan merek in-house SUKO siap untuk memperluas ke lebih banyak gerai.
Di sisi pemasaran, LPPF akan terus memanfaatkan influencer dan media sosial untuk meningkatkan kesadaran merek. Kampanye besar direncanakan pada paruh kedua tahun 2024 dengan fokus pada pembangunan komunitas dan peningkatan keterlibatan merek. “Inisiatif digital terus berkembang dengan 58% vendor konsinyasi (CV) kini bergabung dengan platform pemasok. Kami berharap pengalaman pengguna akan meningkat dengan variasi produk CV yang lebih banyak, live commerce, pemenuhan pesanan dari gerai, dan fitur pencarian yang lebih baik,” jelas Monish.
Baca Juga: Kinerja Matahari Departement Store (LPPF) Diproyeksi Tertekan, Cek Rekomendasi Analis Manajemen LPPF juga memutuskan untuk menunda pembukaan gerai baru pada paruh kedua tahun ini, dan akan membuka gerai secara selektif di mal-mal berkualitas tinggi. Negosiasi biaya sewa pada paruh pertama tahun ini telah menghasilkan penghematan melalui potongan sewa dan perjanjian sewa yang fleksibel. Selain itu, inisiatif untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja juga sedang direncanakan.
Pada semester I-2024, margin kotor LPPF mencapai 34,9%, menurun dari 35,4% pada periode yang sama tahun lalu akibat pembersihan stok di awal tahun.
Baca Juga: Penutupan Gerai Beri Dampak Positif ke Matahari Departemen Store (LPPF) EBITA tercatat sebesar Rp 988 miliar, dengan laba bersih sebesar Rp 626 miliar. Berdasarkan hasil tersebut, manajemen memproyeksikan EBITDA untuk tahun buku 2024 sebesar Rp 1,2 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli