JAKARTA. PT Mazda Motor Indonesia (MMI) mengeluhkan bahwa pada dua bulan pertama kemunculan BT-50 Pro diwarnai kesulitan suplai dari manufaktur Mazda di Thailand. Produk yang bermain di segmen mobil bak terbuka (pick-up) ganda ini membuat penjualan BT-50 Pro, yang diluncurkan di penghujung Juli kemarin, belum memenuhi target.Demikian diakui oleh Manajer Pemasaran PT Mazda Motor Indonesia (MMI) Astrid Ariani Wijana. Dia juga bilang, sejak kelahirannya Juli lalu, penjualan BT-50 Pro sepanjang Agustus dan September di pasar retail baru mencapai 33 unit. Padahal, di sisi lain, target yang dicanangkan oleh MMI untuk kompetitor utama Ford Ranger tersebut ialah 40 unit setiap bulannya."Kendala suplai BT-50 Pro dari Thailand disebabkan karena banjir (pada akhir 2011 hingga awal tahun ini). Nah, sudah terhambat banjir waktu MMI untuk mendistribusikan menjadi lebih sempit karena harus menyuplai pasar Thailand dan Australia, selain Indonesia," paparnya kepada wartawan hari ini (5/11) di Jakarta. Walau saat ini fokus utamanya untuk pasar retail, BT-50 Pro juga menyasar pasar mobil niaga (seperti pendahulunya), dengan target konsumen eksekutif perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan atau pertambangan sehingga membutuhkan kendaraan pick up ganda yang tangguh.Ceruk konsumen inilah yang dahulu tidak bisa didapatkan oleh Mazda melalui BT-50 sebelumnya yang memang hanya diposisikan sepenuhnya sebagai mobil niaga."BT-50 terdahulu juga masih menggunakan teknologi diesel yang standar sehingga memang lebih menyasar kelas pekerja," tambahnya.Astrid juga memberitahukan bahwa penjualan mobil niaga cenderung 'musiman'. Pembelian umumnya hanya di bulan-bulan tertentu seperti November-Desember atau pun tahun fiskal baru perusahaan.Ia menjelaskan pasar mobil niaga MMI didominasi oleh BT-50 dengan penjualan rata-rata 150 unit setiap bulan. Jumlah ini, berkontribusi 15-20% terhadap total penjualan Mazda di sembilan bulan pertama 2012 yang sejumlah 8.976 unit.
Penjualan Mazda BT-50 Pro terkendala suplai
JAKARTA. PT Mazda Motor Indonesia (MMI) mengeluhkan bahwa pada dua bulan pertama kemunculan BT-50 Pro diwarnai kesulitan suplai dari manufaktur Mazda di Thailand. Produk yang bermain di segmen mobil bak terbuka (pick-up) ganda ini membuat penjualan BT-50 Pro, yang diluncurkan di penghujung Juli kemarin, belum memenuhi target.Demikian diakui oleh Manajer Pemasaran PT Mazda Motor Indonesia (MMI) Astrid Ariani Wijana. Dia juga bilang, sejak kelahirannya Juli lalu, penjualan BT-50 Pro sepanjang Agustus dan September di pasar retail baru mencapai 33 unit. Padahal, di sisi lain, target yang dicanangkan oleh MMI untuk kompetitor utama Ford Ranger tersebut ialah 40 unit setiap bulannya."Kendala suplai BT-50 Pro dari Thailand disebabkan karena banjir (pada akhir 2011 hingga awal tahun ini). Nah, sudah terhambat banjir waktu MMI untuk mendistribusikan menjadi lebih sempit karena harus menyuplai pasar Thailand dan Australia, selain Indonesia," paparnya kepada wartawan hari ini (5/11) di Jakarta. Walau saat ini fokus utamanya untuk pasar retail, BT-50 Pro juga menyasar pasar mobil niaga (seperti pendahulunya), dengan target konsumen eksekutif perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan atau pertambangan sehingga membutuhkan kendaraan pick up ganda yang tangguh.Ceruk konsumen inilah yang dahulu tidak bisa didapatkan oleh Mazda melalui BT-50 sebelumnya yang memang hanya diposisikan sepenuhnya sebagai mobil niaga."BT-50 terdahulu juga masih menggunakan teknologi diesel yang standar sehingga memang lebih menyasar kelas pekerja," tambahnya.Astrid juga memberitahukan bahwa penjualan mobil niaga cenderung 'musiman'. Pembelian umumnya hanya di bulan-bulan tertentu seperti November-Desember atau pun tahun fiskal baru perusahaan.Ia menjelaskan pasar mobil niaga MMI didominasi oleh BT-50 dengan penjualan rata-rata 150 unit setiap bulan. Jumlah ini, berkontribusi 15-20% terhadap total penjualan Mazda di sembilan bulan pertama 2012 yang sejumlah 8.976 unit.