Penjualan melesat, rugi bersih ANTM melorot 41%



JAKARTA. Penjualan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) semester I 2015 mengalami pertumbuhan signifikan sehingga menekan rugi bersih yang harus ditanggung perseroan. Dalam enam bulan pertama tahun ini, penjualan ANTM melesat hingga 96,8% dan rugi bersih turun 41%

Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan perseroan, Jumat (28/8), ANTM mencatatkan rugi bersih Rp 396 miliar atau turun 41% dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 671 miliar. Alhasil, rugi bersih perseroan turun dari Rp 70 menjadi Rp 42 per saham.

Sedangkan penjualan perseroan tercatat sebanyak Rp 7,8 triliun atau melesat 96,8% dari periode yang sama tahun sebelumnya. ANTM menorehkan rugi usaha lantaran beban keuangan dan beban lain-lain meningkat serta mengalami rugi dari entitas asosiasi dan pengendalian bersama.


Beban keuangan meningkat naik 82,4% secara tahunan menjadi Rp 118 miliar karena kenaikan bunga utang investasi jangka panjang. Adapun rugi lain-lain tercatat sebesar Rp 287 miliar atau naik 53,4% yang disebabkan oleh rugi selisih kurs yang berasal dari pinjaman dalam dollar AS. Sedangkan rugi dari entitas asosiasi dan pengendalian bersama tercatat sebesar Rp 163 miliar.

Pertumbuhan penjualan ANTAM didukung oleh melonjaknya penjualan emas hingga 190% secara year on year (yoy) menjadi Rp 5,64 triliun akibat kenaikan ekspor emas. Penjualan batubara meningkat 39,1% menjadi Rp 102 miliar karena peningkatan penjualan domestik untuk pembangkit tenaga listrik.

Bahkan penjualan bijih bauksit melesat tajam hingga 284,6% menjadi Rp 35,4 miliar yang didukung karena PT Indonesia Chemical Alumina (ICA) telah memasuki tahap pra-produksi.

Per akhir Juni 2015, total aset ANTM naik 2,5% dari periode akhir Desember 2014 menjadi Rp 22,5 triliun. Jumlah liabilitas meningkat 10,3% menjadi Rp 10,9 triliun dari periode akhir Desember 2014. Ekuitas turun 3,9% menjadi Rp 11,75 triliun. Sementara jumlah kas dan setara kas akhir periode Juni terdapat sebesar Rp 2,03 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie