JAKARTA. Realisasi penjualan minyak goreng curah murah merek MinyaKita meleset jauh dari target. Berdasarkan data Departemen Perdagangan (Depdag), sejak digulirkan Februari 2009 hingga akhir Mei kemarin, rata-rata penjualan MinyaKita hanya 215 ton sebulan atau 21,5% dari target penyaluran rata-rata yang sebesar 1.000 ton per bulan.Total jenderal, hingga Mei, MinyaKita yang terjual cuma 860 ton. Padahal, target pemerintah mencapai 4.000 ton. Menurut Jimmy Bella, Direktur Bina Pasar dan Distribusi Depdag, target penyaluran MinyaKita tak tercapai karena dari 24 perusahaan yang berkomitmen, ternyata hanya sembilan perusahaan yang benar-benar memproduksi.Memang ada beberapa perusahaan selain produsen minyak goreng yang berminat ikut mengemas MinyaKita. Namun, Badan Pengawas Obat Makanan dan Minuman sulit memberikan izin bagi mereka untuk mengedarkan MinyaKita. "Tak ada jaminan mutu," imbuh Jimmy.Sinar Mas (SMART) menyalurkan MinyaKita terbanyak, yakni 285.999 liter. Asian Agri menyusul dengan 190.000 liter, Musim Mas 150.000 liter, Wilmar Internasional 77.500 liter, Salim Ivomas Pratama 72.000 liter, Astra Agro Lestari 45.896 liter, dan Panca Nabati 20.000 liter.Subagyo, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Depdag meminta produsen menggenjot penyaluran MinyaKita. "Produsen harusnya menggenjot karena mestinya 1.000 ton sebulan," ujarnya.Cuma, keinginan pemerintah ini akan sulit terwujud. Sebab, para produsen mengaku tekor jika jor-joran mendistribusikan MinyaKita. "MinyaKita rata-rata kami subsidi Rp 2.500 per liter. Subsidi yang kami keluarkan hingga kini hampir Rp 1 miliar, itu belum termasuk ongkos kirim ke daerah-daerah," beber Octavianus Geuther, Asistent Vice President Corporate Affairs and Communications SMART Tbk.Siswanto Salim, Manajer Pemasaran PT Ivomas Pratama juga bilang, perusahaannya tekor karena menyubsidi MinyaKita. Saat ini, harga MinyaKita hanya Rp 7.000 per liter. Harga ini akan naik secara bertahap hingga Rp 10.000 per liter di akhir program pada Desember 2009. Selanjutnya, harga MinyaKita akan mengikuti harga pasar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Penjualan MinyaKita Memble
JAKARTA. Realisasi penjualan minyak goreng curah murah merek MinyaKita meleset jauh dari target. Berdasarkan data Departemen Perdagangan (Depdag), sejak digulirkan Februari 2009 hingga akhir Mei kemarin, rata-rata penjualan MinyaKita hanya 215 ton sebulan atau 21,5% dari target penyaluran rata-rata yang sebesar 1.000 ton per bulan.Total jenderal, hingga Mei, MinyaKita yang terjual cuma 860 ton. Padahal, target pemerintah mencapai 4.000 ton. Menurut Jimmy Bella, Direktur Bina Pasar dan Distribusi Depdag, target penyaluran MinyaKita tak tercapai karena dari 24 perusahaan yang berkomitmen, ternyata hanya sembilan perusahaan yang benar-benar memproduksi.Memang ada beberapa perusahaan selain produsen minyak goreng yang berminat ikut mengemas MinyaKita. Namun, Badan Pengawas Obat Makanan dan Minuman sulit memberikan izin bagi mereka untuk mengedarkan MinyaKita. "Tak ada jaminan mutu," imbuh Jimmy.Sinar Mas (SMART) menyalurkan MinyaKita terbanyak, yakni 285.999 liter. Asian Agri menyusul dengan 190.000 liter, Musim Mas 150.000 liter, Wilmar Internasional 77.500 liter, Salim Ivomas Pratama 72.000 liter, Astra Agro Lestari 45.896 liter, dan Panca Nabati 20.000 liter.Subagyo, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Depdag meminta produsen menggenjot penyaluran MinyaKita. "Produsen harusnya menggenjot karena mestinya 1.000 ton sebulan," ujarnya.Cuma, keinginan pemerintah ini akan sulit terwujud. Sebab, para produsen mengaku tekor jika jor-joran mendistribusikan MinyaKita. "MinyaKita rata-rata kami subsidi Rp 2.500 per liter. Subsidi yang kami keluarkan hingga kini hampir Rp 1 miliar, itu belum termasuk ongkos kirim ke daerah-daerah," beber Octavianus Geuther, Asistent Vice President Corporate Affairs and Communications SMART Tbk.Siswanto Salim, Manajer Pemasaran PT Ivomas Pratama juga bilang, perusahaannya tekor karena menyubsidi MinyaKita. Saat ini, harga MinyaKita hanya Rp 7.000 per liter. Harga ini akan naik secara bertahap hingga Rp 10.000 per liter di akhir program pada Desember 2009. Selanjutnya, harga MinyaKita akan mengikuti harga pasar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News