KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai perkembangan industri perusahaan pembiayaan ata
u multifinance saat ini sangat bergantung pada penjualan mobil. Berdasarkan data per Juni 2024, objek pembiayaan kendaraan mobil dicapai sebesar Rp 151,16 triliun, atau mencakup 29,12% dari total pembiayaan di periode tersebut sebesar Rp 519,10 triliun. Sementara mengacu pada data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) periode per Agustus 2024, penjualan wholesales mobil nasional hanya tumbuh sebesar 1,6% secara
month to month (MtM), yaitu dari 75.608 unit menjadi 76.808 unit. jika dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 75.608 unit.
Namun, penjualan mobil di pasar domestik pada Januari-Agustus 2024 hanya mencapai 560.619 unit. Angka tersebut turun 17,05% year-on-year (yoy) dibanding 675.859 unit mobil pada Januari-Agustus 2023.
Baca Juga: BFI Finance Lakukan Diversifikasi Produk Guna Jaga Kualitas Portofolio Kredit Menanggapi hal tersebut, PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) mengaku masih mencatatkan tren pertumbuhan untuk penyaluran pembiayaan mobil baru dan mobil bekas. Di mana, sampai dengan bulan Agustus 2024 penyaluran pembiayaan mobil baru naik 18% dari Rp 1,34 triliun di bulan Agustus 2023 menjadi Rp 1,58 triliun di Agustus 2024. "Dan untuk penyaluran pembiayaan mobil bekas juga tumbuh signifikan sebesar 68% dari Rp 2,36 triliun di bulan Agustus 2023 menjadi Rp 3,96 triliun di Agustus 2024," ujar Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman kepada Kontan.co.id, Rabu (18/9). Selain itu, Ristiawan mengatakan bahwa saat ini CNAF sedang menerapkan sejumlah strategi untuk mendorong penjualan mobil ramah lingkungan sejalan dengan upaya pemerintah dalam Pembangunan Berkelanjutan. Ini dilakukan dengan menawarkan suku bunga yang murah, serta beberapa promo bunga 0% dengan syarat khusus. "Kemudian, kami juga bekerja sama dengan bursa lelang untuk kendaraan bekas. Kemudian, di tengah prediksi penurunan suku bunga yang tengah dipersiapkan oleh The Fed, CNAF juga berharap angin segar ini akan membawa dampak positif bagi pertumbuhan piutang pembiayaan di CNAF," imbuhnya. Hingga akhir tahun, CNAF menargetkan total penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp 9 triliun pada 2024. Ristiawan bilang, pihaknya optimistis setiap segmen akan mengalami pertumbuhan. Adapun, salah satu strategi CNAF dalam mendongkrak kinerja di tahun 2024 dengan mengembangkan digitalisasi yang membuat transaksi menjadi semakin mudah, aman, efisien, dan terjangkau. Serta memberikan suku bunga dengan metode
risk based pricing atau penetapan suku bunga yang disesuaikan dengan profil risiko nasabah. Serta bersinergi dengan induk usaha yaitu PT Bank CIMB Niaga Tbk untuk menjaring nasabahnya dengan terus mengembangkan program referral "Meski daya beli sedang turun namun kami masih tetap optimis untuk meraih target total penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp 9 triliun hingga akhir tahun 2024 nanti," ungkapnya.
Baca Juga: WOM Finance: Penurunan Suku Bunga Tidak Berdampak Signifikan pada Kinerja Perusahaan Sementara itu, disisi lain PT Mandala Multifinance (MFIN) atau Mandala Finance menyampaikan bahwa pembiayaan kendaraan roda empat, khususnya mobil bekas yang baru berjalan pada kuartal I-2024, juga menunjukkan peningkatan
market share dengan adanya pertumbuhan penyaluran pembiayaan. Managing Director Mandala Finance, Christel Lasmana mengatakan, hingga saat ini MFIN tetap fokus pada pembiayaan konsumen, terutama pembiayaan kendaraan roda dua dan pembiayaan multiguna untuk berbagai kebutuhan, salah satunya sebagai modal kerja sektor produktif UMKM. Christel menyebutkan, sampai dengan Agustus 2024, penyaluran pembiayaan Mandala telah mencapai Rp 4,7 triliun. Angka ini tumbuh sebesar 19% dibandingkan tahun sebelumnya. Ia menuturkan bahwa Mandala optimis dengan proyeksi pertumbuhan dua digit dalam penyaluran pembiayaan kepada masyarakat di tahun ini, sejalan dengan
outlook positif dari OJK terkait pertumbuhan industri pembiayaan yang meningkat 10-12% di tahun ini. "Tentunya dalam menyalurkan pembiayaan kami menerapkan strategi dengan prinsip kehati-hatian yang tepat sasaran untuk menjaga portofolio bisnis yang sehat, diversifikasi portofolio, serta meningkatkan inovasi teknologi dalam produk dan layanan untuk menjawab berbagai kebutuhan serta melayani lebih banyak konsumen di Indonesia," kata dia kepada Kontan.co.id, Rabu (18/9). Sementara tu, Direktur Bisnis BNI Multifinance Albertus Hendi mengatakan pada Agustus 2024, penjualan mobil baru di BNI Multifinance mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar 70% (YoY) jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Meski mengalami penurunan, Albertus optimis BNI Multifinance dapat mencapai target penyaluran pembiayaan sebesar Rp 5,25 triliun hingga akhir tahun. Optimisme ini seiring dengan sejumlah strategi yang dilakukan perusahaan salah satunya yaitu, dengan menambah jumlah kantor pemasaran di 22 kota yang tersebar di seluruh Indonesia. "Sehingga saat ini BNI Multifinance memiliki sebanyak 52 kantor penjualan di beberapa daerah di indonesia," kata dia kepada Kontan.co.id, Rabu (!9/9).
Tak hanya itu, Albertus bilang, BNI Multifinance juga bekerja sama dengan induk Bank BNI untuk menggarap
captive bisnis dari BNI, baik retail maupun korporasi. Adapun hingga Agustus 2024, penyaluran pembiayaan BNI Multifinance naik cukup tinggi sebesar 130% menjadi Rp 3,8 triliun, dari yang sebelumnya hanya mencapai Rp 1,65 triliun pada periode yang sama di tahun lalu "Dengan begitu, tidak ada revisi target karena kami optimis dapat mencapai target yang telah disepakati bersama sebesar Rp 5,25 triliun," tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih