JAKARTA. Penjualan mobil pada Februari tahun ini kembali merosot akibat penerapan Pajak Bea Balik Nama (BBN) dan Pajak Progresif. Supaya penjualan meningkat, ATPM mulai banyak menawarkan potongan harga dan program promosi di daerah-daerah. "Penjualan kami turun didaerah yang menerapkan kenaikan BBN, karena itu kami genjot program promosi," kata Jonfis Fandy, Marketing & After Sales Service Director PT Honda Prospect Motor, Minggu (6/3).Penjualan Honda pada Februari lalu sejumlah 4.558 unit. Angka ini di bawah pencapaian Januari lalu yang sebanyak 4.928 unit. Menurut Jonfis, pemicu utamanya adalah penerapan BBN dan pajak progresif di daerah. Daerah yang mengalami penurunan paling parah adalah Jawa Timur dan Kalimantan. Jawa Timur dan Kalimantan berkontribusi sebesar 10% hingga 15% pada penjualan Honda secara keseluruhan. Jonfis bilang, pasar daerah tersebut dalam dua bulan belakangan merosot hingga 30%. Dalam dua bulan ini, konsumen banyak membatalkan pembelian karena kaget dengan harga baru. "Agar penjualan meningkat, kami prioritaskan promosi di kedua daerah tersebut, bentuknya potongan harga dan bunga lunak nilainya variatif," kata Jonfis.Marketing Director of PT Nissan Motor Indonesia (NMI) Teddy Irawan bilang, tim marketing di daerah menyiapkan diskon hingga Rp 10 jutaan. Biasanya potongan Rp 1 juta hingga Rp 3 jutaan. Tujuannya agar bisa terangkat lagi penjualan ritel di daerah. "Awal tahun ini konsumen dikejutkan dengan kenaikan BBN dan pajak progresif, konsumen sedang syok, tapi kami harap sementara," tuturnya.Pada awal tahun, penjualan Nissan di daerah seperti Jawa Timur berkontribusi 8% - 9% dibandingkan daerah-daerah lain. Pada periode yang sama bisa terjual sebanyak 400 unit. Namun, setelah adanya penerapan pajak tersebut anjlok menjadi 300 unit saja. Perkiraan akhir Februari lalu total akan terjual sebanyak 4000 unit. Lanjut Teddy, awal maret ini pemberian diskon akan didukung penguatan rupiah terhadap dolar. Komponen-komponen yang semula dibeli dengan dolar bakal dapat margin lebih tinggi daripada akhir 2010 lalu. Dia bilang, strategi potongan harga karena valas bisa menguntungkan penjualan di lapangan. "Kami mainkan potongan untuk mendukung penjualan," tuturnya.Adapun Direktur Marketing PT. Astra Daihatsu Motor Amelia Tjandra menyebut, selain potongan harga, Daihatsu menurunkan bunga kredit bulanan di Jawa Timur. Sekadar informasi, Daihatsu bekerja sama dengan lembaga pembiayaan milik Astra International. Langkah ini bisa mendukung penjualan di Jawa Timur. "Kami tekan kreditnya, misal dari 15% menjadi 14%, biar penjualan kembali melonjak," tuturnya.Selain Jawa Timur, penjualan yang paling merosot di daerah Medan. Amelia bilang, Januari lalu penjualan Daihatsu mencapai 12.590 unit sedangkan pada bulan Februari penjualannya hanya 10.018 unit. "Di Jawa Timur terancam bisa merosot 15% dari periode yang sama tahun lalu," tutur Amelia.Sementara, penjualan (wholesales) mobil Indonesia pada Februari 2011 diperkirakan turun ke kisaran 69.000 unit, dari 73.849 unit pada bulan sebelumnya. Alasan para pelaku bisnis mobil, penurunan terjadi karena hari kerja selama Februari lebih sedikit dibandingkan dengan Januari.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Penjualan mobil turun, ATPM berlomba tawarkan diskon
JAKARTA. Penjualan mobil pada Februari tahun ini kembali merosot akibat penerapan Pajak Bea Balik Nama (BBN) dan Pajak Progresif. Supaya penjualan meningkat, ATPM mulai banyak menawarkan potongan harga dan program promosi di daerah-daerah. "Penjualan kami turun didaerah yang menerapkan kenaikan BBN, karena itu kami genjot program promosi," kata Jonfis Fandy, Marketing & After Sales Service Director PT Honda Prospect Motor, Minggu (6/3).Penjualan Honda pada Februari lalu sejumlah 4.558 unit. Angka ini di bawah pencapaian Januari lalu yang sebanyak 4.928 unit. Menurut Jonfis, pemicu utamanya adalah penerapan BBN dan pajak progresif di daerah. Daerah yang mengalami penurunan paling parah adalah Jawa Timur dan Kalimantan. Jawa Timur dan Kalimantan berkontribusi sebesar 10% hingga 15% pada penjualan Honda secara keseluruhan. Jonfis bilang, pasar daerah tersebut dalam dua bulan belakangan merosot hingga 30%. Dalam dua bulan ini, konsumen banyak membatalkan pembelian karena kaget dengan harga baru. "Agar penjualan meningkat, kami prioritaskan promosi di kedua daerah tersebut, bentuknya potongan harga dan bunga lunak nilainya variatif," kata Jonfis.Marketing Director of PT Nissan Motor Indonesia (NMI) Teddy Irawan bilang, tim marketing di daerah menyiapkan diskon hingga Rp 10 jutaan. Biasanya potongan Rp 1 juta hingga Rp 3 jutaan. Tujuannya agar bisa terangkat lagi penjualan ritel di daerah. "Awal tahun ini konsumen dikejutkan dengan kenaikan BBN dan pajak progresif, konsumen sedang syok, tapi kami harap sementara," tuturnya.Pada awal tahun, penjualan Nissan di daerah seperti Jawa Timur berkontribusi 8% - 9% dibandingkan daerah-daerah lain. Pada periode yang sama bisa terjual sebanyak 400 unit. Namun, setelah adanya penerapan pajak tersebut anjlok menjadi 300 unit saja. Perkiraan akhir Februari lalu total akan terjual sebanyak 4000 unit. Lanjut Teddy, awal maret ini pemberian diskon akan didukung penguatan rupiah terhadap dolar. Komponen-komponen yang semula dibeli dengan dolar bakal dapat margin lebih tinggi daripada akhir 2010 lalu. Dia bilang, strategi potongan harga karena valas bisa menguntungkan penjualan di lapangan. "Kami mainkan potongan untuk mendukung penjualan," tuturnya.Adapun Direktur Marketing PT. Astra Daihatsu Motor Amelia Tjandra menyebut, selain potongan harga, Daihatsu menurunkan bunga kredit bulanan di Jawa Timur. Sekadar informasi, Daihatsu bekerja sama dengan lembaga pembiayaan milik Astra International. Langkah ini bisa mendukung penjualan di Jawa Timur. "Kami tekan kreditnya, misal dari 15% menjadi 14%, biar penjualan kembali melonjak," tuturnya.Selain Jawa Timur, penjualan yang paling merosot di daerah Medan. Amelia bilang, Januari lalu penjualan Daihatsu mencapai 12.590 unit sedangkan pada bulan Februari penjualannya hanya 10.018 unit. "Di Jawa Timur terancam bisa merosot 15% dari periode yang sama tahun lalu," tutur Amelia.Sementara, penjualan (wholesales) mobil Indonesia pada Februari 2011 diperkirakan turun ke kisaran 69.000 unit, dari 73.849 unit pada bulan sebelumnya. Alasan para pelaku bisnis mobil, penurunan terjadi karena hari kerja selama Februari lebih sedikit dibandingkan dengan Januari.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News