KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan penjualan mobil dari dari pabrik ke diler atau secara
wholesale turut berpengaruh pada kinerja pembiayaan perusahaan
multifinance di kuartal I-2019. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) per Maret 2019 menunjukkan penjualan mobil secara
wholesale turun 13,07%
year on year (yoy) dari 292.031 unit menjadi 253.863 unit. Bila dirinci penjualan kendaraan penumpang secara
wholesale turun 13,3% yoy dari 221.865 unit menjadi 192.368 di kuartal I-2019. Sedangkan kendaraan komersil turun 13,22% yoy dari 70.846 unit menjadi 61.495 unit pada tiga bulan pertama 2019. PT Mandiri Utama Finance (MUF) mencatatkan pembiayaan hingga Maret tahun ini senilai Rp 1,68 triliun. Dimana sebesar 24,3% dari portofolio atau Rp 409 miliar merupakan pembiayaan sepeda motor baik baru maupun bekas.
Presiden Direktur PT Mandiri Utama Finance Stanley Setia Atmadja menyatakan nilai ini turun 12,95% yoy dibandingkan pencapaian Maret 2018 senilai Rp 1,93 triliun. "Penurunan terjadi karena secara industri kendaraan roda empat mengalami penurunan pada kuartal I-2019. Dari sisi kualitas pembiayaan, NPF bulan Maret 2019 adalah 0,95%, membaik cukup signifikan jika dibandingkan dengan Maret 2018 sebesar 1,37%," ujar Stanley kepada Kontan.co.id. Anak perusahaan PT Mandiri (Persero) Tbk ini menargetkan dapat menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 8,13 triliun dan menjaga NPF di level 0,8%. Artinya target pembiayaan di 2019 tumbuh 9,45% dari realisasi tahun lalu yaitu Rp 7,4 triliun. MUF membidik penyaluran pembiayaan sebesar Rp 5,77 triliun untuk pembiayaan mobil dengan NPF 0,6% sepanjang 2019. Sedangkan untuk pembiayaan sepeda motor senilai Rp 2,36 triliun dengan NPF 1,29% tahun ini. Guna mencapai target ini, MUF membidik nasabah
payroll dari induk perusahaan yakni Bank Mandiri, meningkatkan sumber daya manusia dan pelayanan dan memberikan
pre approved untuk seluruh nasabah Bank Mandiri. PT BCA Finance juga mencatatkan penurunan pembiayaan di kuartal I-2019. Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim menyatakan pembiayaan turun 6,2% yoy menjadi Rp 8,08 triliun dengan NPF 1,83%. "Karena persaingan yang sangat ketat. Selain itu turunnya pasaran mobil baru. Juga dampak dari kondisi makro yang melemah. Target pembiayaan tahun ini Rp 32,5 triliun, sama dengan target tahun lalu" ujar Roni. Guna mencapai target ini, Roni menyebut pihaknya akan ikut dalam pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2019. Ia mengharapkan lewat partisipasi di ajang tahunan ini dapat mendorong penyaluran pinjaman dari anak perusahaan PT Bank Central Asia Tbk ini. Berbeda dengan PT Mandiri Tunas Finance (MTF) yang mencatatkan pertumbuhan positif sepanjang kuartal I-2019. Direktur MTF Harjanto Tjitohardjojo pada tiga bulan pertama 2019 telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 6,9 triliun. Nilai ini tumbuh 6,15% yoy dari pencapaian Maret 2018 sebesar Rp 6,5 triliun.
"Pembiayaan pada Maret 2019 ditopang 89% dari mobil baru. Sedangkan secara penggunaan, kendaraan penumpang berkontribusi sebesar 53% sedangkan kendaraan niaga sebesar 36%. Pada 2019 ini kita masih akan fokus pada mobil baru," ujar Harjanto kepada Kontan.co.id. Anak perusahaan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ini menargetkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp 29 triliun tahun ini. Guna mencapai target ini, MTF akan agresif membidik kendaraan komersil. Harjanto melihat prospek pasar kendaraan niaga ini masih dapat tumbuh khususnya truk. Asal tahu saja, Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2019 mencatatkan pembiayaan
multifinance sebesar Rp 439,83 triliun. Nilai ini tumbuh 4,61% yoy dari realisasi pembiayaan pada Februari 2018 sebesar Rp 420,44 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi