KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan
wholesales mobil di Indonesia pada Januari 2024 turun 18,4% secara bulanan alias
month on month (MoM) dan turun 26,1% secara tahunan atau
year on year (YoY) ke level 69.600 unit.
Investment Analyst Stockbit Michael Owen Kohana mengatakan, penurunan penjualan pada Januari 2024 disebabkan oleh melemahnya penjualan dari hampir seluruh brand mobil di Indonesia. "Secara bulanan, Daihatsu yang sempat mengalami masalah skandal keamanan dan Hyundai, masing-masing mengalami kenaikan sebesar 12,2% MoM dan 3,3% MoM. Namun, kedua
brand tersebut mengalami penurunan secara tahunan sebesar 21,1% YoY dan 26,2% YoY," kata Michael, dikutip Senin (19/2).
Penurunan penjualan pada Januari 2024 dipicu oleh beberapa faktor, seperti melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Baca Juga: Kinerja Astra International Diprediksi Tumbuh, Simak Rekomendasi Saham ASII Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto mengatakan lemahnya penjualan mobil dipicu oleh diperketatnya
leasing approval, serta calon pembeli mobil yang cenderung untuk
wait and see menunggu kepastian hasil pemilu.
Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda menambahkan, penurunan penjualan mobil ini disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan sikap masyarakat yang cenderung
wait and see menunggu kepastian dari hasil Pilpres 2024. "Penurunan terebut juga dipengaruhi oleh euforia calon pembeli mobil yang menunggu peluncuran beberapa
brand mobil listrik baru di Indonesia, contohnya BYD dan Vinvast," kata Vicky kepada Kontan.co.id, Senin (19/2). Tentunya, dengan melemahnya penjualan mobil, akan memberikan sentimen negatif terhadap saham otomotif seperti PT Astra International Tbk (
ASII), PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (
IMAS), PT Astra Otoparts Tbk (
AUTO), dan PT Dharma Polimetal Tbk (
DRMA). Kalau saja penurunan ini semakin dalam pada beberapa bulan ke depan, Vicky menilai hal ini akan menimbulkan kekhawatiran investor sehingga saham otomotif berpotensi terjadi pelemahan yang lebih dalam.
Baca Juga: Dapat Kredit Rp 390 Miliar dari Bank Mandiri, Simak Rekomendasi Saham CSRA Vicky merekomendasikan
buy on weakness pada saham ASII dengan target harga Rp 5.350 per saham dan
trading buy pada saham IMAS dengan target harga Rp 1.450 per saham. Lalu
trading buy pada saham AUTO dengan target harga Rp 2.380 per saham, dan
buy on weakness pada saham DRMA dengan target harga Rp 1.360 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi