Penjualan Motor Listrik Bersubsidi Jauh Dari Target, Aismoli Siapkan Strategi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran motor listrik bersubsidi Rp 7 juta masih jauh dari target penjualan sebesar 200.000 unit yang telah disediakan di tahun ini. Asosiasi Industri Motor Listrik (Aismoli) menyiapkan strategi agar penjualan lebih moncer di tahun depan.

Melansir dari laman Sistem Informasi Bantuan Pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Roda Dua atau Sisapira, hingga Selasa, 26 Desember 2023 jumlah yang baru tersalurkan baru 11.532 unit. Sisa kuota baru untuk tahun 2024 totalnya 600.000 unit.

Jika dikurangi dengan jumlah yang sudah tersalurkan, sisa kuotanya menjadi 592.197 unit. Jumlah proses pendaftaran masih terlihat 7.803 orang, tetapi proses verifikasi dan penyalurannya nol.


Ketua Umum Aismoli Budi Setiadi mengatakan, tahun ini penyaluran motor listrik bersubsidi tidak maksimal yang disebabkan oleh banyaknya faktor. Sebelumnya, pada Mei-Juni 2023 telah terbit peraturan terkait rencana program bantuan pemerintah untuk sepeda motor listrik bersubsidi. 

Baca Juga: Motor Listrik Polytron Fox R: Harga, Spesifikasi, dan Sistem Sewa Baterai yang Irit

Ada dua peraturan, di antaranya dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terkait sepeda motor listrik bersubsidi Rp 7 juta dan peraturan dari Kementerian ESDM terkait konversi sepeda motor listrik.

"Dengan adanya peraturan tersebut, pemerintah mencoba merelaksasi kembali untuk melonggarkan baik masalah persyaratan, memperluas target marketnya, dan menambah besaran biaya bantuan pemerintah terutama untuk sepeda motor listrik konversi," kata Budi saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa malam, (26/12).

"Pemerintah masih sangat serius untuk mendorong target penyaluran sepeda motor listrik sampai dengan 2030," tambahnya.

Dia menjelaskan, penyebab penyaluran sepeda motor listrik masih jauh dari target karena pertama, waktu pelaksanaan dari program ini yang efektifnya hanya beberapa bulan saja.

"Membutuhkan waktu yang cukup lama dari dealer, Agen Pemegang Merek (APM), dan pembeli terkait TKD dan persyaratan-persyaratan sehingga dari awal peraturan yang semestinya efektif 6 bulan, hanya efektif beberapa bulan saja untuk masyarakat bertransaksi, hal itu menjadi kendala," ungkap Budi.

Baca Juga: Penjualan Motor Listrik Belum Mencapai Target, Gaya Abadi Sempurna Lakukan Ini

Budi menuturkan, tahun ini sudah memulai untuk melakukan transaksi, baik dari dealer, APM, dan masyarakat sudah memiliki pengalaman sehingga pada tahun depan diharapkan ada semacam akselerasi percepatan penyaluran untuk penjualan motor listrik.

Untuk menghadapi sejumlah kendala pada tahun ini, Aismoli menyiapkan strategi di antaranya akhir tahun sampai awal tahun depan Aismoli akan melakukan rekomendasi dan rapat bersama semua APM yang ada dan mendengarkan respons mengenai relaksasi kepada APM, terutama terhadap penjualan sepeda motor listrik dan konversi sepeda motor listrik.

Selain itu, akan ada edukasi bahwa sekarang bukan hanya masyarakat umum saja yang bisa membeli sepeda motor listrik, entitas seperti Kementerian/Lembaga, BUMN, dan swasta bisa membeli tidak hanya atas nama perseorangan tapi atas nama perusahaan.

Terkait infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Budi menyampaikan infrastruktur untuk sepeda motor listrik dari jumlah dan persebaran dealer memang belum merata di seluruh Indonesia.

"Bengkel juga belum merata, belum juga charging-nya ya walaupun sepeda motor listrik bisa di-charge di rumah, ini menjadi perhatian untuk penyediaan SPKLU," ujar Budi.

Baca Juga: Tambahan Subsidi Konversi Motor Listrik Jadi Rp 10 Juta Per Unit Mendapat Apresiasi

Budi menerangkan, belakangan ini sudah ada beberapa industri charging yang sudah komunikasi dengan Aismoli tertarik rencana untuk investasi dan diharapkan pada tahun depan SPKLU sudah ada di fasilitas publik seperti mal, kantor, dan tempat umum. 

"Saya harapkan komitmen dari APM untuk bisa B2B dengan para pelaku usaha lain di seluruh Provinsi untuk percepatan sepeda motor listrik ini supaya akses masyarakat di seluruh di Indonesia bisa mudah dan bisa penetrasi ke daerah," tutur Budi.

Selain itu, lanjut Budi, APM juga bisa kerja sama dengan layanan keuangan untuk kerja sama terkait pembayaran sehingga akses masyarakat untuk mendapatkan motor bisa lebih cepat dan mudah.

Dengan strategi tersebut, Budi optimistis tahun depan peminat motor listrik akan semakin terus bertambah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati