KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mencatatkan penurunan kinerja pada semester I 2024. Meski penjualan tumbuh 11,74%, tetapi laba tahun berjalan justru terkoreksi hingga 80,72%. Merujuk Laporan keuangan interim yang tidak diaudit yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia pada Senin (29/7), penjualan PLN Rp 262,06 triliun atau meningkat 11,74%
year on year (yoy). Pada semester I 2023 lalu, PLN membukukan pendapatan sebesar Rp 234,51 triliun. Jika dirinci, total pendapatan PLN pada semester I 2024 yang mencapai Rp 262,06 triliun bersumber dari penjualan tenaga listrik sebesar Rp 171,8 triliun, pendapatan
kompensasi sebesar Rp 46,49 triliun dan subsidi listrik sebesar Rp 37,26 triliun. Di sisi lain, beban usaha PLN turut terkerek dari Rp 202,23 triliun pada semester I 2023 menjadi Rp 233,55 triliun.
Laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk pun ikut terdampak. Laba bersih PLN per semester I 2024 mencapai Rp 4,99 triliun atau turun 80,72% yoy dari sebelumnya Rp 25,89 triliun.
Baca Juga: PLN Setor Pajak Hingga Rp 52,39 Triliun di 2023 Kontan mencatat,
tahun ini perseroan membidik pertumbuhan penjualan listrik hingga 3,96% di tahun 2024. Pertumbuhan penjualan listrik pada tahun ini ditargetkan untuk seluruh segmen pelanggan khususnya industri dan bisnis. Target pertumbuhan penjualan dari sektor bisnis sebesar 57,86 TWh atau meningkat 8,54%, sektor industri sebesar 89,52 TWh atau meningkat 2,16% dan sektor rumah tangga mencapai 124,94 TWh atau tumbuh 2,97%.
Sebelumnya, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan pada tahun 2023 lalu, PLN memberikan kontribusi pajak yang signifikan kepada negara sebesar Rp 52,39 triliun. Jumlah ini meningkat 15,6%
year on year (yoy) dibandingkan dengan kontribusi pajak PLN tahun 2022 sebesar Rp 45,31 triliun. Baca Juga: PLN Indonesia Power Bangun Fasilitas Produksi Biomassa di Kota Medan "PLN berkomitmen untuk terus menjaga kinerja perusahaan dan keuangan yang baik. Melalui pengelolaan perusahaan yang profesional dan transparan, kami dapat memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian dan pendapatan negara," ungkap Darmawan, dalam siaran pers, Minggu (28/7).
Darmawan memaparkan bahwa kontribusi pajak yang mengesankan tersebut ditopang oleh pertumbuhan penjualan listrik tahun 2023 yang mencapai 288,44 Terrawatt hour (TWh) atau meningkat hingga 5,36% YoY dibanding 273,76 TWh pada tahun 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih