Penjualan Naik 29%, Rugi WIKA Membengkak 141 Kali



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 9,25 triliun di semester I 2023. Penjualan WIKA ini naik 28,83% dari semester I 2022 yang sebesar Rp 7,18 triliun.

Di sisi lain, beban pokok penjualan WIKA naik 33,43% ke Rp 8,47 triliun, dari Rp 6,55 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Alhasil, WIKA mencatat laba bruto sebesar Rp 779,03 miliar, naik 24% dari semester I 2022 yang sebesar Rp 627,2 miliar.

Direktur WIKA Agung Budi mengatakan, kontribusi terbesar pada penjualan tersebut berasal dari segmen infrastruktur dan bangunan gedung sebesar 52%. Lalu, disusul dengan Industri sebesar 24%, EPCC sebesar 18%, dan realti properti sebesar 8%.


“Hal tersebut berkontribusi pada laba usaha kegiatan utama WIKA yang meningkat sebesar 18% dari periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 326,49 miliar,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (1/8).

Baca Juga: Imbas Utang BUMN Karya yang Membengkak, Pegawai Tak Bisa Mendapatkan Kredit Bank

Tetapi WIKA justru mencatat rugi usaha secara total sebesar Rp 595,96 miliar. Di semester pertama tahun lalu, WIKA masih mencatat laba usaha Rp 552,24 miliar. Kerugian usaha ini terutama disebabkan adanya beban lain-lain yang mencapai Rp 1,22 triliun, melonjak 212% dari periode yang sama tahun lalu Rp 391,02 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan Selasa (1/8), WIKA mencatat beban penurunan nilai Rp 415,94 miliar. Selain itu ada beban lain-lain bersih Rp 78,73 miliar yang membuat total beban lain-lain membengkak. Tetapi, emiten pelat merah ini tidak merinci beban lain-lain bersih yang dimaksud.

Lonjakan beban lainnya adalah beban pendanaan yang mencapai Rp 1,23 triliun, melejit 124,48% secara tahunan dari hanya Rp 550,23 miliar.

Alhasil, WIKA mencatat kerugian bersih Rp 1,88 triliun. Kerugian ini membengkak lebih dari 141 kali dari semester pertama tahun lalu yang hanya Rp 13,32 miliar.

Baca Juga: Sejumlah Emiten BUMN Karya Dapat Kontrak Baru di IKN, Simak Rekomendasi Sahamnya

Pada semester I 2023, WIKA mencatatkan kontrak baru sebesar Rp 11,47 triliun. Sementara, pembayaran vendor yang telah dilakukan sebesar Rp 10,78 triliun.

Agung memaparkan, WIKA telah mengupayakan penagihan atas beban lain-lain terhadap beberapa proyek yang telah selesai dikerjakan, termasuk mendorong melalui proses negosiasi lewat jalur hukum untuk mendapatkan keputusan final seperti Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI), Pengadilan, dan Kuasa Hukum baik nasional maupun internasional.

“Dalam kondisi tersebut, WIKA tetap mampu mencatatkan peningkatan penjualan. Hal ini diraih selaras dengan langkah transformasi WIKA yang terdiri dari tiga pilar yaitu fokus terhadap kas, keunggulan eksekusi proyek, dan penyeimbangan portofolio,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati