KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi PT Phapros Tbk (
PEHA) mencatat kenaikan penjualan bersih 7,84% secara tahunan. Penjualan PEHA sepanjang tahun lalu mencapai Rp 1,1 triliun, naik dari tahun sebelumnya Rp 1,02 triliun. Penjualan PEHA mayoritas diserap oleh pihak berelasi hingga Rp 1,03 triliun naik 2,7% secara
year on year (yoy). Sementara penjualan pihak ketiga naik 217,89%, menjadi Rp 79,98 miliar. Penjualan Phapros paling besar diserap oleh PT Rajawali Nusindo sebesar Rp 752,48 miliar. Selain itu, ada penjalan ke PT Kimia Farma Trading dan Distribution yang naik signifikan menjadi Rp 257,62 miliar dari sebelumnya Rp 17,84 miliar saja.
Baca Juga: Phapros (PEHA) Saham Farmasi Pelat Merah Paling Murah, Sayang Likuiditasnya Rendah Melihat dari segmennya, penjualan obat generik berlogo (OGB) masih mendominasi pasar. Sepanjang tahun 2019 OGB terjual hingga Rp 582,83 miliar naik 8,43% dari tahun sebelumnya Rp 537,48 miliar. Setelahnya, disusul oleh penjualan
ethical hingga Rp 289,88 miliar yang naik 12,27%. Dari segmen
over the counter (OTC) penjualan mencapai Rp 212,57 miliar, tumbuh 17,11%. Kontribusi paling mini dari segmen toll sebesar Rp 20,13 miliar, turun 56% dari tahun sebelumnya. Asal tahu saja, obat yang dijual secara bebas termasuk dalam kelompok segmen OTC. Sementara obat yang perlu menggunakan resep tergolong dalam segmen
ethical dan obat-obatan generik yang termasuk dalam OGB. Di sisi lain, Phapros juga memiliki kerjasama
toll manufacturing. Akan tetapi, penjualan bersih yang terkerek tidak diiringi dengan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Laba PEHA sepanjang tahun 2019 dibukukan Rp 102,03 miliar turun 22,89% dari sebelumnya Rp 132,31 miliar.
Baca Juga: Kimia Farma (KAEF) tahun lalu rugi akibat lonjakan beban keuangan hingga 119% Beban pokok penjualan yang meningkat 12,72% menjadi Rp 495,94 miliar sebenarnya belum terlalu menekan laba bruto
PEHA. Laba brutonya masih naik 4,53% dibanding periode sebelumnya yang sebesar Rp 583,02 miliar.
Akan tetapi beban-beban yang membengkak menekan laba tahun berjalannya. Misalnya, saja beban penjualan yang naik 14,62% dari sebelumnya Rp 269,03 miliar menjadi Rp 315,13 miliar. Lalu, beban umum dan administrsi naik tipis 2,3% menjadi Rp 123,07 miliar. Beban keuangan naik lebih dari dua kali lipat menjadi Rp 62,6 miliar dari sebelumnya Rp 39,93 miliar. Tercatat hanya beban lainnya yang menurun 57,38% menjadi Rp 3,06 miliar dari sebelumnya Rp 7,18 miliar. Sementara itu, total aset yang dimiliki Phapros tahun lalu sebesar Rp 2,1 triliun bertumbuh dari tahun sebelumnya Rp 1,87 triliun. Total liablitas
PEHA juga terkerek 18,51% menjadi Rp 1,28 triliun dari sebelumnya Rp 1,08 triliun. Ekuitas Phapros mencapai Rp 821,61 miliar, naik 4,03% dari sebelumnya Rp 789,8 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati