JAKARTA. PT Astra International Tbk (ASII) mencetak kinerja positif pada Kuartal I 2017. Laba bersih perusahaan berkode saham ASII melejit 63% menjadi Rp 5,1 triliun. Sejalan dengan itu, laba bersih per saham juga naik 63% menjadi Rp 126. Kenaikan laba bersih ini sejalan dengan pertumbuhan pendapatan yang naik 16%
year on year (yoy) menjadi Rp 48,8 triliun. Presiden Direktur ASII, Prijono Sugiarto mengatakan, hampir seluruh lini bisnis ASII bertumbuh. Pasar mobil dan motor meningkat. Selain itu, pemulihan harga batu bara yang signifikan menguntungkan volume penjualan alat berat dan pertambangan. Begitupula dengan kenaikan kinerja agribisnis seiring meningkatnya harga dan produksi
crude palm oil (CPO).
Alhasil niai aset bersih per saham ASII menjadi Rp 2.889 pada 31 Maret 2017, meningkat 4% dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2016. "Ke depan, Grup Astra berharap mendapatkan manfaat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan, didukung oleh harga komoditas yang lebih tinggi, walaupun bisnis otomotif diperkirakan menghadapi persaingan harga yang lebih kompetitif," ujar Prijono dalam keterangan resmi, Kamis (20/4). Ia merinci, pada Kuartal I 2017, laba bersih bisnis otomotif Grup naik hingga 45% menjadi Rp 2,3 triliun, terutama karena ASII sukses menjual model-model baru yang diluncurkan pada tahun 2016 dan terus berlanjut hingga tahun 2017. Penjualan mobil secara nasional juga meningkat 6% menjadi 283.000 unit. Penjualan nasional mobil Astra meningkat sebesar 27% menjadi 161.000 unit. Hal ini mendorong kenaikan pangsa pasar dari 48% menjadi 57%. ASII telah meluncurkan satu model baru dan dua model
revamped pada periode ini. Di sisi lain, meski penjualan sepeda motor dari PT Astra Honda Motor (AHM) turun 2% menjadi 1,1 juta unit, namun pangsa pasar AHM naik dari 72% menjadi 77%, yang didukung oleh peluncuran empat model baru dan enam model revamped selama periode ini. Di bisnis komponen, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) juga mencetak peningkatan laba bersih 83% menjadi Rp 148 miliar. Ia melanjutkan, laba bersih bisnis jasa keuangan meningkat 75% menjadi Rp 1,1 triliun, terutama karena pulihnya kinerja PT Bank Permata Tbk (BNLI). Sektor bisnis jasa keuangan konsumen naik 17% menjadi Rp 18,7 triliun, termasuk melalui
joint bank financing without recourse. PT Astra Sedaya Finance (ASF) yang fokus pada pembiayaan roda empat membukukan pertumbuhan laba bersih 11% menjadi Rp 237 miliar, sementara pembiayaan roda empat lainnya, PT Toyota Astra Financial Services (TAFS) mencatat peningkatan laba bersih sebesar 25% menjadi Rp 100 miliar. Federal International Finance (FIF) yang fokus pada pembiayaan roda dua mencatat kenaikan laba bersih 13% menjadi Rp 444 miliar, sebagai hasil dari kenaikan pangsa pasar sepeda motor Honda serta diversifikasi produk pinjaman. Bank Permata yang sebelumnya rugi Rp 376 miliar, berbalik arah dan mencetak laba bersih Rp 453 miliar. Rasio kredit bermasalah kotor perseroan turun dari 8,8% pada akhir tahun 2016 menjadi 6,4% pada akhir bulan Maret 2017. Sedangkan rasio kredit bermasalah bersih Bank Permata stabil di 2,2%. "Untuk memperkuat permodalannya, Bank Permata diharapkan dapat melaksanakan rights issue Rp 3 triliun pada semester pertama tahun ini," ujarnya. Bisnis yang juga menjadi denyut nadi ASII, yakni pertambangan dan alat berat, mendulang laba bersih yang tinggi, naik hingga 104% menjadi Rp 902 miliar. Laba bersih PT United Tractors Tbk (UNTR) naik 105% menjadi Rp 1,5 triliun, karena ada peningkatan volume bisnis pada mesin konstruksi, kontraktor penambangan dan kegiatan pertambangan, yang seluruhnya mendapatkan keuntungan dari peningkatan harga batubara. PT Acset Indonusa Tbk (ACST) melaporkan peningkatan laba bersih 63% menjadi Rp 31 miliar dan mencatat penambahan kontrak baru senilai Rp 6,9 triliun sepanjang Kuartal I 2017, naik hampir tiga kali lipat dibandingkan Rp 2,4 triliun periode yang sama tahun lalu. UNTR juga bakal mengembangkan proyek PLTU 2x1.000 MW di Jawa tengah, dan sudah menyelesaikan perjanjian pendanaan proyek dengan para kreditur. Proyek ini diperkirakan menelan biaya sekitar US$ 4,2 miliar dan direncanakan akan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2021. Lalu, laba bersih dari segmen agribisnis meningkat 92% menjadi Rp 638 miliar pada Kuartal I 2017. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), membukukan laba bersih Rp 801 miliar, naik dari Rp 418 miliar pada periode yang sama tahun lu. Namun, laba bersih segmen infrastruktur dan logistik Grup turun 3% menjadi Rp 67 miliar, karena ada kerugian awal dari dimulainya ruas jalan tol Cikopo-Palimanan serta pendapatan yang lebih rendah dari bisnis penyedia air bersih.
Laba bersih dari segmen teknologi informasi juga turun 23% menjadi Rp26 miliar. PT Astra Graphia Tbk (ASGR) melaporkan kinerja yang lebih rendah terutama dari bisnis solusi teknologi informasi. Lalu, lini bisnis terbaru ASII dari divisi properti mencapai laba Rp 42 miliar, melejit dibandingkan dengan periode pertama tahun lalu sebesar Rp 13 miliar. Hal ini disebabkan kenaikan laba yang dihasilkan oleh Anandamaya Residences. Merespon kinerjanya, saham ASII saat ini bergerak positif ke level Rp 8.425 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto