Penjualan online melonjak 23% pada Black Friday di AS



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Thanksgiving dan Black Friday menandai musim liburan di Amerika Serikat (AS). Pada musim belanja kali ini, konsumen lebih memilih pembelian online daripada harus ke pusat perbelanjaan. Penjualan online melonjak, sementara penjualan toko menurun.

Pergeseran minat belanja ke online ini memaksa peritel AS untuk investasi besar-besaran dan meningkatkan bisnis e-commerce. Pergeseran ini tampak pada perhelatan belanja Black Friday.

Selama beberapa tahun terakhir, Black Friday diyakini telah memudar. Tapi, kini Black Friday kembali dengan kemudahan penjualan online. Konsumen tak perlu berduyun-duyun ke toko untuk berbelanja diskon tahunan.


Bill Park, mitra di Deloitte & Touche LP mengatakan, penjualan online mulai melengkapi belanja toko di akhir pekan lalu. Dia mengatakan, dua platform ritel ini mulai menyatu. Hal ini terjadi setelah peritel besar seperti Walmart Inc dan Amazon.com Inc menjual baik secara online maupun offline.

Menurut data Adobe Analytics, penjualan online naik lebih dari 23% dan menembus US$ 6 miliar pada Black Friday. Adobe Analytics melacak transaksi pada 80 dari 100 peritel AS. Adobe Analytics memperkirakan, penjualan pada Thanksgiving bisa tumbuh 28% menjadi US$ 3,7 miliar.

Data awal RetailNext menunjukkan, penjualan bersih di gerai turun antara 4%-7% dalam dua hari. Jumlah pengunjung pun turun antara 5%-9%. Tapi, perusahaan analisis ritel ini tidak menyediakan data nominal belanja.

Penurunan ini terjadi beberapa tahun berurutan. Tahun lalu, penjualan toko ritel turun 8,9% pada akhir pekan Black Friday dan jumlah pengunjung toko turun 4,4%. Tahun 2016, penjualan toko turun 4,2% dan jumlah pengunjung turun 4,4%.

Jurubicara RetailNext Ray Hartjen mengatakan, penurunan penjualan toko dan penunjung makin besar dalam beberapa tahun terakhir meski masih dalam kisaran prediksi.

Data perusahaan riset ritel ShopperTrak juga menunjukkan bahwa jumlah pengunjung toko turun 1% pada Thanksgiving dan Black Friday jika dibandingkan dengan hari yang sama tahun lalu.

Brian Field, senior director of advisory services ShopperTrak mengatakan, penjualan online menyusutkan penjualan ritel dalam beberapa tahun terakhir. "Tapi kami melihat bahwa penurunan mulai mendatar," kata Field seperti dikutip Reuters.

The National Retail Federation memperkirakan, penjualan ritel musim liburan AS pada bulan November dan Desember akan naik antara 4,3% dan 4,8% ketimbang tahun lalu. Pertumbuhan penjualan ritel dalam lima tahun berada di angka rata-rata 3,9%.

Asosiasi ini memperkirakan, nilai transaksi bisa mencapai total US$ 717,45 miliar hingga US$ 720,89 miliar dalam dua bulan.

Editor: Wahyu T.Rahmawati