Penjualan ORI018 mencapai Rp 12,967 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko atas nama Menteri Keuangan menetapkan hasil penjualan Obligasi Negara Ritel seri ORI018, Jumat (23/10). Total volume pemesanan pembelian ORI018 DJPRR tetapkan sebesar Rp 12,97 triliun. 

Jika dibandingkan, penjualan ORI018 lebih rendah dari ORI017 pada Juli lalu yang sebesar Rp 18,33 triliun. Meski begitu, Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan sebagai instrumen SBN ritel ketiga yang ditawarkan di masa pandemi, penjualan ORI018 masih menunjukkan hasil penjualan yang sangat baik. Target pemerintah untuk ORI018 yang sebesar Rp 10 triliun pun terlampaui. 

"Target penjualan tercapai meski kupon ORI018 menjadi kupon yang terendah sepanjang sejarah penerbitan SBN ritel," kata Deni, Jumat (23/10). Selain itu Deni juga menilai capaian penjualan ORI018 cukup baik di tengah pemerintah sudah menerbitkan 3 SBN ritel yang bisa diperdagangkan di tahun ini dalam jangka waktu relatif singkat dan berdekatan. 


Untuk mengakomodir permintaan masyarakat, pemerintah bahkan harus menaikkan kuota penjualan di sistem e-SBN. Sampai dengan penerbitan SBN ritel yang kelima di tahun 2020 pemerintah berhasil menyerap Rp 71,37 triliun. 

Baca Juga: Lelang SBSN tinggal empat kali lagi, investor diperkirakan akan semakin agresif

Deni mengatakan animo masyarakat yang tinggi menunjukkan bahwa masyarakat semakin menyadari pentingnya menjaga kebiasaan berinvestasi walaupun di tengah ketidakpastian ekonomi. "Instrumen yang sudah jelas keamanannya seperti ORI menjadi pilihan masyarakat," kata Deni. 

Tercatat sekitar 56% dari 26.160 total investor ORI018 merupakan investor yang sudah pernah membeli SBN ritel. Hal ini sejalan dengan tujuan awal penerbitan ORI018 untuk memberikan kesempatan bagi pemilik ORI014 yang jatuh tempo di Oktober 2020 untuk kembali berinvestasi di instrumen serupa. 

Selain diminati oleh existing investor, jumlah investor baru ada sebanyak 12.103 investor dengan jumlah nominal pembelian investor baru sebesar Rp 5,18 triliun. Angka tersebut merupakan 40% dari total nominal penjualan ORI018. 

Sementara, tingkat keritelan ORI018 menurun jika dibandingkan ORI017. Tercatat, tingkat keritelan ORI017 lebih baik karena yang pembelian sebesar Rp 1 juta sebanyak 2.002 orang atau naik 123% dibandingkan ORI016. Sedangkan, pembelian sebesar Rp 1 juta di ORI018 datang dari 892 investor. 

Baca Juga: Pemerintah akan melelang 5 seri SBSN dengan target Rp 10 triliun pada Selasa (27/10)

Deni menjelaskan penerbitan ORI017 memiliki porsi investor baru sebesar 56%. Sementara 56% dari total investor ORI berasal dari existing investor. "Secara umum existing investor ini rata-rata nilai investasinya lebih besar daripada invetsor pemula," kata Deni. 

Berdasarkan profesi, jumlah investor ORI018 didominasi pegawai swasta dengan jumlah 8.693 investor atau 33% dari total. Namun, secara volume didominasi oleh wiraswasta dengan jumlah Rp 5,9 triliun atau memiliki porsi 46%. 

Jumlah investor terbesar berasal dari generasi milenial dengan jumlah 9.127 investor atau 35% dari total jumlah investor. Untuk volume pemesanan terbesar dilakukan oleh generasi baby boomers yang mencapai Rp 5,4 triliun atau 42% dari total pemesanan. 

Sejak penerapan single investor indentification (SID) terdapat 14.168 investor yang membeli SUN ritel lebih dari satu kali (repeating investors). Dari jumlah tersebut sebanyak 47 investor bahkan tidak pernah absen membeli SUN ritel termasuk ORI018. 

Baca Juga: Laris manis, penjualan ORI018 capai Rp 12 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati