Penjualan otomotif lemah tekan kinerja ASII



JAKARTA. Pelemahan industri otomotif terus berlangsung. Hal ini seiring dengan terus menurunnya penjualan kendaraan bermotor di dalam negeri.

Stevanus Juanda, analis UOB Kay Hian mencatat, lemahnya penjualan mobil mulai berimbas pada Honda di kuartal II-2015. Padahal, pada kuartal I-2015, penjualan mobil Honda relatif kebal terhadap pelemahan dengan mencatat pertumbuhan 23,3% year on year (yoy) dan 37,5% quarter on quarter (qoq).

Pada kuartal kedua tahun ini, penjualan mobil Honda turun 20,8% yoy dan 17% qoq. Secara industri, penjualan mobil di kuartal II-2015 juga turun 22,5% yoy dan 13,9% qoq. "Ini menandakan pemelahan industri mulai berefek pada produsen besar, bahkan Honda," ungkap Stevanus dalam riset, Kamis (23/7).


Berdasarkan pengamatan Stevanus, diskon terhadap harga mobil juga terus berlangsung bahkan lebih besar dari sekitar Rp 15 juta - Rp 20 juta per unit menjadi Rp 27 juta - Rp 35 juta per unit untuk mobil merek Toyota. Hal ini menandakan bahwa potensi tekanan margin akan terus berlanjut dalam waktu dekat, seiring dengan persaingan yang juga terus berlangsung.

Dengan penurunan volume penjualan dan margin, Stevanus yakin bisnis mobil PT Astra International Tbk (ASII) akan tertekan di kuartal II-2015. Bisnis mobil ASII memberi kontribusi sebesar 2/3 dari laba divisi otomotif perseroan. Sementara divisi otomotif berkontribusi sebesar 40,6% dari laba bersih ASII di kuartal I-2015.

Sementara itu, pada Juni 2015, sebanyak 574.714 unit sepeda motor telah terjual. Angka ini turun 23,5% yoy, namun naik 24,4% dibanding bulan Mei 2015. Peningkatan ini menurut Stevanus akibat lonjakan musiman menjelang Hari Raya Idul Fitri. "Yang menarik, sepeda motor ASII mengalami penurunan pangsa pasar selama dua bulan berturut-turut, dari di atas 65% pada bulan Januari-April menjadi di bawah 65% di bulan Mei dan Juni," lanjutnya.

Turunnya penjualan sepeda motor ini patut menjadi perhatian, mengingat kontribusinya mencapai 1/3 dari laba bersih divisi otomotif ASII.

Pada akhir Juli, ASII akan meluncurkan mobil versi baru dari Avanza. Saat ini dealer telah menerima pesanan dari mobil dengan merek Toyota Avanza Facelit 2016 tersebut. Mobil ini pun diklaim lebih irit bahan bakar. Stevanus melihat hal ini menjadi perkembangan positif bagi ASII.

Namun demikian, Stevanus memperkirakan kinerja ASII di kuartal II-2015 akan lemah. Hal ini disebabkan oleh jatuhnya penjualan mobil dan divisi sepeda motor ASII. Bisnis jasa keuangan perseroan juga dapat terpengaruh, mengingat divisi pembiayaan dikendalikan oleh sektor otomotif.

Sementara potensi kenaikan ada pada PT United Tractor Tbk (UNTR). Pasalnya, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS daat meningkatkan margin dari anak usaha ASII di divisi pertambangan tersebut. Saat ini Stevanus merekomendasikan hold saham ASII dengan target harga Rp 8.200 per saham dna menyarankan investor memangkas posisi menjelang hasil kinerja kuartal II-2015.

Pada perdagangan Kamis (23/7) harga saham ASII turun 1,44% ke level Rp 6.850 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie