JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan laju inflasi bulan Agustus 2010 diperkirakan sebesar 1% dengan sumbangan Tarif Dasar Listrik (TDL) mencuil porsi sebesar 0,22% terhadap inflasi. Pengamat Ekonomi Doddy Arifianto mengatakan, menilai komponen TDL tidak terlalu besar memengaruhi laju inflasi bulan ini. Menurutnya, faktor terbesar pendorong laju inflasi sekitar 1% tetap makanan menjelang Lebaran. Kenaikan tersebut tidak hanya berasal dari bahan pangan mentah saja, tetapi juga makanan jadi. Menurut Doddy, harga makanan naik terjadi karena ada beberapa pelaku pasar yang menahan penjualan pangannya untuk menggaet laba pada hari raya Lebaran. Namun, ada pula yang menahan penjualan karena suplai yang terbatas akibat cuaca yang tak menentu.“Pelaku pasar berspekulasi untuk menahan harga terjadi di 3 bulan terakhir ini. Supaya inflasi tidak semakin meninggi, pemerintah harus menginvestigasi penyebab dasar inflasi; apakah benar-benar terjadi di lapangan?” kata Doddy saat dihubungi KONTAN, (29/8).Pemerintah meleset menghitung target inflasi year on year Agustus 2010 terhadap Agustus 2009. Inflasi Agustus 2010 terhadap Agustus 2009 6,5%; sedangkan, target pemerintah 5,3%. Melesetnya hitungan ini, kata Doddy, terjadi karena kontrol Bank Indonesia (BI) terhadap demand tidak baik. “Dari sisi demand sepertinya Bank Indonesia terlambat menaikkan. Negara kita negara berkembang yang daya belinya jauh lebih cepat dibandingkan negara maju. Nilai impor kita naik lebih banyak dibandingkan ekspor. Ekspor kita 20%, impor 40%,” kata Doddy. Sedangkan, dari sisi supply, panen rusaklah yang memengaruhi kenaikan harga sehingga mendorong lajunya inflasi. Doddy memprediksi inflasi di Indonesia akan terus meninggi karena rencana kenaikan TDL sekitar 15% dan kenaikan gaji PNS sebesar 10% pada tahun 2011 mendatang. “Naiknya TDL dan gaji PNS sebatas 10% saya pikir masih moderat. Naiknya TDL bisa menjadi cost push menaikkan ongkos produksi bagi kelas industri. Prediksi saya inflasi bisa naik 7% - 8%. Itu belum berbahaya,” paparnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Penjualan pangan mendorong laju inflasi Agustus 1%
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan laju inflasi bulan Agustus 2010 diperkirakan sebesar 1% dengan sumbangan Tarif Dasar Listrik (TDL) mencuil porsi sebesar 0,22% terhadap inflasi. Pengamat Ekonomi Doddy Arifianto mengatakan, menilai komponen TDL tidak terlalu besar memengaruhi laju inflasi bulan ini. Menurutnya, faktor terbesar pendorong laju inflasi sekitar 1% tetap makanan menjelang Lebaran. Kenaikan tersebut tidak hanya berasal dari bahan pangan mentah saja, tetapi juga makanan jadi. Menurut Doddy, harga makanan naik terjadi karena ada beberapa pelaku pasar yang menahan penjualan pangannya untuk menggaet laba pada hari raya Lebaran. Namun, ada pula yang menahan penjualan karena suplai yang terbatas akibat cuaca yang tak menentu.“Pelaku pasar berspekulasi untuk menahan harga terjadi di 3 bulan terakhir ini. Supaya inflasi tidak semakin meninggi, pemerintah harus menginvestigasi penyebab dasar inflasi; apakah benar-benar terjadi di lapangan?” kata Doddy saat dihubungi KONTAN, (29/8).Pemerintah meleset menghitung target inflasi year on year Agustus 2010 terhadap Agustus 2009. Inflasi Agustus 2010 terhadap Agustus 2009 6,5%; sedangkan, target pemerintah 5,3%. Melesetnya hitungan ini, kata Doddy, terjadi karena kontrol Bank Indonesia (BI) terhadap demand tidak baik. “Dari sisi demand sepertinya Bank Indonesia terlambat menaikkan. Negara kita negara berkembang yang daya belinya jauh lebih cepat dibandingkan negara maju. Nilai impor kita naik lebih banyak dibandingkan ekspor. Ekspor kita 20%, impor 40%,” kata Doddy. Sedangkan, dari sisi supply, panen rusaklah yang memengaruhi kenaikan harga sehingga mendorong lajunya inflasi. Doddy memprediksi inflasi di Indonesia akan terus meninggi karena rencana kenaikan TDL sekitar 15% dan kenaikan gaji PNS sebesar 10% pada tahun 2011 mendatang. “Naiknya TDL dan gaji PNS sebatas 10% saya pikir masih moderat. Naiknya TDL bisa menjadi cost push menaikkan ongkos produksi bagi kelas industri. Prediksi saya inflasi bisa naik 7% - 8%. Itu belum berbahaya,” paparnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News