KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten kertas
grade food, PT Paperocks Indonesia Tbk (
PPRI) mencatat penjualan bersih sebesar Rp 40 miliar pada kuartal pertama 2024. Jumlah ini naik 30% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 25,9 miliar. "Penjualan kami meningkat di kuartal pertama tahun ini kurang lebih di atas 30% ya peningkatannya dibanding periode yang sama tahun lalu," kata Direktur Utama sekaligus owner PPRI, Catur Jatiwaluyo kepada Kontan beberapa waktu lalu. Peningkatan penjualan terjadi karena beberapa waktu terakhir perusahaan kemasan berbahan kertas ini tidak hanya melayani klien di sektor food and bavarage. Menurutnya, PPRI merambah bisnisnya di
packaging non food and beverages (F&B).
"Pertama imbasnya kenapa kita bisa naik padahal suasana bisnis lagi tidak terlalu bagus. Yang pertama sejak akhir tahun lalu PPRI ini punya devisi baru yang untuk melayani penjualan packaging di segmen non atau di industrial. Selama ini kan PPRI selama hampir 12 tahun kan fokusnya hanya di F&B sejak kuartal keempat tahun lalu," ungkapnya.
Baca Juga: Paperocks Indonesia (PPRI) Tahun Ini Targetkan Pertumbuhan Kinerja Mencapai 20% Menurutnya, PPRI merambah pasar baru di segmen non food salah satunya untuk kemasan elektronik hingga pembalut. "Kami merambah pasar baru di segmen
non food seperti misalnya Packaging untuk pembalut dan elektronik pokoknya yang di luar makanan," sambungnya. Asal tahu saja, perusahaan kemasan kertas itu dikenal memilki klien korporasi global yang cukup banyak. Beberapa di antaranya, KFC, MCD, Burgerking hingga Starbucks. Untuk itu, Catur mengakui ada penurunan penjualan dari beberapa klien korporasi global. Kata dia, pemesanan kemasan kertas dari beberapa korporasi itu juga menurun. Pasalnya, korporasi global di atas tengah menghadapi lingkungan operasi yang menantang di Asia, Timur Tengah, dan beberapa bagian Eropa akibat seruan untuk boikot atas anggapan keterkaitannya dengan Israel di tengah-tengah konflik yang terjadi di Gaza. "Penjualan di segmen PPRI yang global brand itu menurun di semua customer yang global. Cuma di global brand kan PPRI handle tidak lebih dari 10 customer tapi kan besar-besar memang diakui menurun permintaan mereka terhadap kami," ungkapnya. Kendati demikian, PPRI tetap bisa membukukan penjualan yang positif akibat beralihnya para konsumen Indonesia ke merek-merek makan siap saji berbasis lokal.
Baca Juga: Paperocks Indonesia (PPRI) Berencana Menaikkan Inventaris ke Toko Kopi Tuku Catur bilang, Lokal brand (Makanan dan minuman siap saji) di tiap provinsi imbas dari pro palestina mereka terkena dampak positif. Sementara di kota besar untuk global brand berimbas pada pemakaian packaging perusahan global yang kian menurun.
"Akan tetapi bersyukurnya adalah di segmen UMKM untuk fried chicken lokal di setiap provinsi indonesia. Jadi dampaknya adalah customernya nya Indonesia berpindah akibat isu boikot. Dan itu berimbas kepada pemesanan kemasan lokal brand ke PPRI yang sebelumnya itu bisa dibilang kecil tapi saat ini mereka tumbuh luar biasa. Juga banyak UMKM yang emang lokal ada di satu provinsi yang ada di Indonesia nah penjualan kita tumbuh dari sana," jelasnya. Lebih lanjut, seiring dengan tren penjualan yang positif, PPRI berencana untuk menambah gudang pada Kuartal II-2024 ini. "Untuk project di kuartal II, PPRI akan mulai membangun gudang baru sehubungan dengan pertumbuhan penjualan yang significant.project pembangunan gudang baru ini memang sudah direncanakan sejak akhir 2023," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi