Penjualan Ponsel Kelas Terjangkau Bakal Sokong Kinerja Erajaya Swasembada (ERAA)



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) siap menikmati pertumbuhan dari volume penjualan ponsel. MNC Sekuritas memandang bahwa permintaan pada ponsel kelas terjangkau dan menengah dapat mengimbangi kondisi lemahnya daya beli.

Research Analyst MNC Sekuritas Raka Junico mengatakan, ERAA memulai tahun ini dengan catatan positif. Pendapatan emiten Distributor Perangkat Elektronik ini terpantau meningkat sebesar 12,6% YoY menjadi Rp 16,6 triliun pada kuartal I 2024, dibandingkan Rp 14,8 triliun pada kuartal I 2023.

Hampir seluruh segmen bisnis menyumbang peningkatan pendapatan ERAA. Segmen ponsel maupun tablet bertumbuh sebesar 13,4% YoY, segmen komputer dan perangkat elektronik naik sebesar 47,8% YoY, aksesoris dan lainnya meningkat sebesar 14,6% YoY.


Laba bersih ERAA naik sekitar 8,4% YoY menjadi Rp 255,3 miliar, dengan laba setelah pajak (PAT) meningkat sebesar 14,8% YoY. Laba bersih ERAA mendapatkan keuntungan dari tarif pajak yang lebih rendah.

MNC Sekuritas menyoroti bahwa Net Profit Margin (NPM) ERAA tetap stabil di 1,5% pada kuartal pertama 2024, dibandingkan 1,6% di kuartal pertama 2023. Meskipun, OPEX/revenue lebih tinggi sebesar 8,3% di kuartal pertama 2024, dibandingkan 7,8% di kuartal pertama 2023.

Baca Juga: Gencar Ekspansi, Erajaya (ERAA) Targetkan Membuka 200 Toko Baru di 2024

Raka meyakini pertumbuhan penjualan ERAA di segmen ponsel yang kuat tersebut didorong oleh merek-merek dari Grup BBK (Oppo, Realme, Vivo, dan lain-lain), dan juga Transsion Holdings (Infinix, Techno, dan lain-lain).

IDC Research melaporkan bahwa volume pengiriman Transsion meningkat secara signifikan sebesar 279,4% YoY di kuartal pertama 2024, diikuti oleh Xiaomi dengan 44,4% YoY.

Secara pangsa pasar, Oppo memegang pangsa pasar sekitar 19,9% dan menjadi merek teratas pada kuartal pertama tahun ini yang menyalip Samsung dengan pangsa pasar 17,3%.

Raka memaparkan, beberapa merek merilis jajaran ponsel baru dengan harga terjangkau seperti Realme C65, Redmi Note 13 varian baru, dan Oppo A60 sejak Maret 2024. Pada kisaran harga tingkat menengah, Infinix GT 20 Pro 5G, Infinix Note 40 Pro 5G, dan Vivo V30e 5G, dipandang akan menarik perhatian konsumen karena penawaran harga dan performanya.

Pengenalan ponsel tingkat menengah ini diharapkan dapat memitigasi penurunan harga jual (ASP) ke depannya yang turun -9.4% YoY di kuartal I 2024. Terlebih, beberapa brand terpantau sudah mendaftarkan handset terbarunya, seperti Realme C63 dan Vivo Y18 (harga rata-rata Rp2 juta), serta handset tingkat menengah seperti Oppo A3 Pro 5G dan Oppo Reno 12 Pro 5G.

“Ke depannya, kami percaya pada volume pertumbuhan akan tetap stabil, didukung oleh ketersediaan merek-merek yang terjangkau untuk melayani lemahnya daya beli. Hal ini akan menguntungkan ERAA dalam mempertahankan pertumbuhan pendapatan dua digit, yang kami perkirakan sebesar 11,8% YoY di tahun 2024,” jelas Raka dalam riset 29 Mei 2024.

 
ERAA Chart by TradingView

Adapun setelah membuka 629 toko baru di 2023, ERAA menargetkan menambah kurang lebih 200 toko baru di tahun 2024. Dimana, lebih sedikit tambahan toko ini menunjukkan ERAA lebih fokus pada produktivitas per toko.

Raka menyoroti, salah satu aspek menarik adalah dari toko elektronik konsumen multi-merek bernama Erablue milik Erajaya Digital yang telah menunjukkan pertumbuhan besar-besaran selama setahun terakhir. Erablue tercatat sudah memiliki sekitar 55 toko per kuartal I 2024, mewakili penambahan bersih sebanyak 50 toko selama 2023 dan hanya pembukaan 5 toko di awal tahun 2024.

Jumlah toko Erablue tersebut sebanding dengan total toko yang ada di segmen Erajaya Lifestyle (UR, Garmin, JD Sports), yang tumbuh sebanyak 50 toko menjadi 129 toko pada kuartal I-2024.

Raka mengamati bahwa Erablue memanfaatkan peluang yang timbul dari perkembangan ekonomi masyarakat, khususnya keluarga muda, di wilayah luar Jakarta. Hal ini didorong oleh laju pertumbuhan penduduk dan kenaikan UMR di Tangerang Kota, Tangsel, Depok, dan Bekasi.

Manajemen ERAA pun optimistis operasional bisnis Erablue mampu mencapai titik impas atau setidaknya menutupi biaya pengeluaran (OPEX) pada kuartal ketiga 2024. Sehingga, MNC Sekuritas melihat hal ini sebagai bantalan bagi profitabilitas ERAA pada kuartal keempat 2024.

Baca Juga: Erajaya Swasembada (ERAA) dan 7 Anak Usaha Perpanjang Fasilitas Kredit dengan BCA

“Kami memperkirakan secara konservatif bahwa penjualan Erablue akan berkontribusi sekitar 2% atau setara Rp1,2 triliun terhadap total omset ERAA di 2024. Khususnya, NPM Erablue naik menjadi -6,9% di 1Q24 dari -15.5% di 1Q23, menunjukkan arah yang menjanjikan dalam mencapai margin keuntungan positif,” imbuh Raka.

Raka mempertahankan peringkat Beli untuk ERAA dengan target harga sebesar Rp505 per saham. Proyeksi ini karena mempertimbangkan ketersediaan merek ponsel saat ini dan yang akan datang dengan harga terjangkau dari BBK Group dan Transsion Holdings.

MNC Sekuritas memperkirakan pertumbuhan volume penjualan ponsel ERAA yang berkelanjutan dapat mengakomodasi pelemahan daya beli. Namun, perlu diperhatikan juga potensi kerugian ERAA mencakup stagnasi volume pertumbuhan penjualan ponsel dan potensi gangguan rantai pasokan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari