Penjualan Positif di 2022, Emiten Otomotif Masih Bisa Tumbuh Tahun Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun lalu, sektor otomotif telah menunjukkan pemulihan dan dinilai akan berlanjut. Pada 2022, penjualan mobil menembus 1,05 juta unit atau tumbuh 18,1% secara tahunan. 

Untuk mengingat, penjualan mobil nasional menyentuh angka 1 juta unit terjadi pada 2019 lalu alias sebelum pandemi Covid-19 menyerang. Artinya pencapaian 2022 melebihi level pra-pandemi. 

Adapun pangsa pasar PT Astra International Tbk (ASII) menyusut dari 55,1% menjadi 54,8% di 2022. Ini seiringan dengan kenaikan penjualan dari kompetitor lainnya, salah satunya Hyundai. 


Baca Juga: Harga Melemah Sejak Awal Tahun, Simak Rekomendasi Saham Emiten Jasa Pertambangan

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Johan Trihantoro menilai di 2023 konsumsi punya basis yang kuat, tapi di tengah ketidakpastian yang ada masyarakat akan menjaga konsumsinya. 

"Masyarakat akan menunda konsumsinya pada moda transportasi sehingga ini akan berdampak pada sektor otomotif artinya masyarakat menahan konsumsi pada barang tersier," tutur dia, Kamis (19/1). 

Meski begitu, Johan menilai industri otomotif dan pendukungnya masih akan bertumbuh, tapi akan melambat. Ini tidak terlepas dari melandainya kasus Covid-19, yang mendorong mobilitas.

Baca Juga: BRI Danareksa Sekuritas Pertahankan Rekomendasi Buy SMRA, Simak Ulasannya

Analis Samuel Sekuritas Pebe Peresia memproyeksikan industri otomotif akan kembali mencatatkan kinerja positif seiringan dengan proyeksi penjualan roda empat nasional yang stabil 1 juta unit dan roda dua sebesar 5,5 juta unit.

Tak hanya itu, agresivitas pemerintah untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik (EV) dengan kucuran berbagai insentif pembelian akan mempercepat implementasi EV di domestik. 

"Namun dampaknya baru akan terlihat secara signifikan di jangka waktu yang panjang mengingat hingga kini penetrasi EV masih berada di level yang sangat kecil atau di bawah 1%," kata Pebe. 

Baca Juga: Waspada Jebakan IPO, Investor Perlu Cermat

Dipengaruhi Perlambatan Ekonomi

Di sisi lain, Johan menilai sentimen global seperti inflasi, geopolitik, krisis komoditas dah melemahnya nilai tukar akan berdampak akan kelangkaan pasokan chip semikonduktor dan suku cadang. 

"Sehingga mempengaruhi total produksi dari sisi perubahan tingkat produktivitas usaha. Ini akan mempengaruhi output produksi dan juga," ucap Johan. 

Sementara, Research Analyst Muhamad Rudy Setiawan menilai target Gaikindo menargetkan penjualan mobil mencapai 975 ribu di 2023 akan sulit dicapai. Salah satunya karena adanya gejolak ekonomi. 

Baca Juga: IHSG Diramal Lanjutkan Penguatan pada Jumat (20/1), Simak Rekomendasi Sahamnya

"Kedua kekurangan chip otomatis terus berlanjut sepanjang 2023 dan harga bahan mentah yang lebih tinggi, seperti baja dan besi," papar dia. 

Adapun top picks Rudy jatuh pada ASII dan AUTO dengan rekomendasi beli. Dalam hitungannya, ASII punya target harga di Rp 6.400 per saham dan AUTO di Rp 1.700 per saham. 

Sementara Johan menilai ASII layak untuk masuk dalam keranjang portofolio untuk jangka panjang dengan target Rp 7.915 per saham. Sedangkan Pebe memilih DRMA sebagai andalan dengan rekomendasi beli dengan target harga Rp 830 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati