Penjualan produk asuransi lewat e-commerce masih potensial



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemain asuransi kian gencar menggandeng e-commerce guna memperluas pemasaran produk. PT Asuransi Allianz Life Indonesia misalnya yang menunjuk Bukalapak untuk meluncurkan BukaProteksi. Produk BukaProteksi menawarkan asuransi kesehatan dengan premi mulai dari Rp 236.000 - Rp354.000 per tahun.

Chief of Partnership Distribution Officer Allianz Life Indonesia Bianto Surodjo menyatakan, sampai saat ini perusahan masih mencatat hasil yang positif dari kerjasama tersebut. Terbukti, pendapatan premi dari channel e-commerce menyumbang besar bagi perusahaan.

Ia menegaskan, melalui kerjasama dengan Bukalapak pula perusahaan hendak memperbesar target pasar, dengan meningkatkan awareness produk serta dilanjutkan dengan engagement yang akan berkontribusi secara transaksional.


Baca Juga: AAJI: Turnover tinggi bikin asuransi jiwa terus rekrut agen walau ada pandemi

“Market share pemasaran asuransi jiwa melalui digital kurang lebih mencapai 50%. Melalui pencapaian ini, harapannya kami bisa meningkatkan transformasi digital dan menghadirkan ragam inovasi, khususnya di produk dan layanan digital,” ujar Bianto kepada Kontan.co.id Selasa (11/8).

Melalui kerjasama dengan e-commerce, Bianto mengaku terdapat keuntungan yang diraup perusahaan. Ia mencatat, secara tidak langsung perkembangan digital meningkatkan akses ke layanan finansial. Oleh sebabnya, kolaborasi ini dapat meningkatkan sinergi antara perusahaan teknologi dengan lembaga keuangan.

Bianto bilang, dalam realisasinya perusahaan terus melengkapi kanal distribusi yang dimiliki, yakni agen dan bancassurance. Karena itu, melalui e-commerce pihaknya optimistis dapat menggenjot pengguna.

“Mengacu data internal, sampai kuartal-I GWP Allianz secara total tumbuh 40% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Hal ini perlu di apresiasi, terlebih saat ini asuransi jiwa turun 5%. Ke depan, Allianz terus melakukan kolaborasi dengan platform digital untuk melakukan inovasi lain,” tambahnya.

Sementara PT Asuransi Simas Insurtech yang menggandeng e-commerce untuk menyediakan asuransi perjalanan, kini mencatat adanya penurunan premi. Direktur Utama Simas Insurtech Teguh Aria Djana mengatakan, penyebab utamanya ialah wabah corona. Oleh sebabnya, perusahaan kian berhati-hati dalam memasuki pasar e-commerce.

Teguh bilang, meski Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) telah dilonggarkan, pihaknya belum melihat angin segar terhadap bisnis perjalanan. Sebab, asuransi perjalanan belum mengalami kenaikan, sehingga perusahaan memilih untuk memelihara hubungan dengan partner-partner yang ada.

“Walaupun asuransi perjalanan belum maksimal, namun kami mencatat asuransi pengiriman dari belanja online di marketplace malah naik. Kontribusinya itu 10% dari premi. Sehingga, kami melihat kerjasama dengan e-commerce masih mendatangkan dampak positif, karena penyebaran risk bisa ideal dan volume transaksi cukup besar,” ujar Teguh.

Baca Juga: Ini 16 perusahaan digital asing yang siap pajaki konsumen Indonesia

Simas Insurtech telah menggandeng Traveloka dan maskapai Citilink, untuk mengeluarkan varian-varian produk travel insurance, seperti pembelian tiket pesawat.

Tak hanya itu, perusahaan juga memberikan asuransi untuk jaminan barang original di official store, asuransi ketersediaan barang serta asuransi produk liability untuk konsumen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi