JAKARTA. Lesunya sektor properti mulai terlihat. Setengah tahun perjalanan di 2015, rata-rata realisasi target pra penjualan atau
marketing sales emiten properti masih kurang dari 50%. Dari tujuh emiten properti yang telah berhasil diwawancarai KONTAN, rata-rata realisasi target
marketing sales selama semester I 2015 baru mencapai 44,5%. Namun, rata-rata perolehan tersebut bertumbuh 26,8% year-on-year (yoy). Pertumbuhan paling pesat diraih PT Pakuwon Jati Tbk (
PWON) dengan perolehan
marketing sales senilai Rp 2 triliun atau 58,8% dari target tahun ini yakni Rp 3,4 triliun. Angka ini tumbuh 78,5% dibandingkan realisasi pra penjualan semester I-2014 yang senilai Rp 1,12 triliun.
Pertumbuhan positif juga dirasakan PT Bumi Serpong Damai Tbk (
BSDE) 25,8%. Pengembangan BSD City ini mencatat marketing sales Rp 3,6 triliun atau 46% dari target Rp 7,5 triliun. PT Ciputra Development Tbk (
CTRA) tumbuh 22,8%, dengan pra penjualan Rp 4,34 triliun atau 39,8% dari target. PT Summarecon Agung Tbk (
SMRA) memperoleh
marketing sales Rp 2,7 triliun atau 49% dari target sebesar Rp 5,5 triliun. Angka ini tumbuh 12,5% secara yoy. Hasil
marketing sales PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (
KIJA) naik 12% menjadi Rp 506 miliar atau 42% dari target. Sementara PT Moderland Realty Tbk (
MDLN) tumbuh 9,5%, dengan mengantongi pra penjualan sekitar Rp 2,06 triliun atau 38% dari target. Sedangkan PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) meraih
marketing sales Rp 492 miliar setara dengan 38% dari target. Target bisa tercapai David N Sutyanto, Analis First Asia Capital, mengatakan, prospek emiten properti semester II tahun ini lebih cerah dibandingkan semester I lalu. Ini karena pelonggaran uang muka kredit properti atau
loan to value (LTV) dan rencana pemerintah membolehkan kepemilikan properti oleh asing. Dia memperkirakan, penjualan properti bisa tumbuh di atas 20% di semester kedua. Kendati masih positif David melihat, sektor properti masih menghadapi tantangan perlambatan ekonomi, akibatnya target belum bisa tercapai. Kondisi ini disinyalir berlanjut hingga semester II. Namun, tantangan itu bisa diantisipasi jika emiten properti memanfaatkan pelonggaran LTV dan aturan kepemilikan asing. Kiswoyo Adi Joe, Managing Partners Investa Saran Mandiri menilai, target penjualan sektor properti dapat tercapai hingga akhir tahun. "Adanya LTV dan aturan kepemilikan asing akan menambah pangsa pasar properti," yakin dia.
Selain itu, emiten properti bisa mendapatkan hasil positif hingga semester I karena ekspansi ke luar Jakarta. Meskipun ekonomi melambat namun kebutuhan properti di kota kelas kedua masih cukup tinggi. Kiswoyo percaya, emiten properti mengurangi hambatan perlambatan ekonomi jika masuk luar Jakarta. Kiswoyo merekomendasikan
buy saham
LPKR,
LPCK dan
PWON dengan target masing-masing Rp 1.900, Rp 10.500 dan Rp 700. Sedangkan David merekomendasikan buy saham
BSDE,
CTRA dan
SMRA. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Uji Agung Santosa