Penjualan properti residensial masih turun di kuartal keempat 2018



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil survei Harga Properti Nasional oleh Bank Indonesia, Selasa (12/2), menunjukkan penjualan prosperti residensial di sepanjang kuartal IV 2018 masih menurun. Namun, penjualan membaik jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang mencatat penurunan cukup dalam.

Penjualan properti residensial turun -5,78% secara kuartalan (qoq) di kuartal keempat 2018 lalu. Kendati begitu, penurunan penjualan ini lebih baik jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang merosot -14,14% qoq.

BI mencatat, penurunan penjualan properti residensial secara kuartalan terjadi pada rumah tipe kecil sebesar -12,28% dan rumah tipe besar -24,16%. Hanya penjualan rumah tipe menengah yang tumbuh 13,46% qoq.


Berdasarkan survei, sebanyak 18,84% responden menyatakan bahwa suku bunga KPR saat ini dianggap masih cukup tinggi sehingga menghambat pertumbuhan properti. Ditinjau dari lokasi, suku bunga KPR tertinggi pada kuartal IV 2018 terjadi di Bengkulu yakni 15,03% dan terendah di Yogyakarta yakni 9,16%.

Berdasarkan kelompok bank, suku bunga KPR tertinggi ada di Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebesar 11,79% dan terendah di bank asing dan campuran sebesar 6,39%.

Dari sisi konsumen, pembelian rumah sebagian besar masih menggunakan fasilitas KPR. Kuartal IV-2018, persentase konsumen yang membeli rumah dengan KPR tercatat sebesar 76,73%, sedikit lebih rendah dari kuartal sebelumnya 77,2%. Sementara, konsumen yang membeli rumah secara tunai bertahap meningkat dari 15,12% menjadi 15,86%.

Perlambatan pertumbuhan penjualan properti residensial dan penurunan persentase responden yang membeli rumah dengan KPR sejalan dengan melambatnya pertumbuhan KPR dari 6,45% per akhir September 2018, menjadi hanya 1,14% di akhir Desember 2018.

Adapun, BI mencatat, pencairan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pada kuartal-IV 2018 meningkat secara tahunan menjadi 158,17%, lebih tinggi dibandingkan 89,87% yoy pada kuartal sebelumnya. Penyaluran FLPP pada tahun 2018 mencapai Rp 5,90 triliun, melampaui target yang ditetapkan yakni Rp 4,84 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati