Penjualan REC Naik, PLN Dinilai Sukses Penuhi Kebutuhan Listrik Hijau Untuk Industri



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Upaya PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengembangkan bisnis dan pelayanan energi bersih patut diapresiasi.

Apalagi penjualan Renewable Energy Certificate (REC) mengalami peningkatan signifikan sebesar 101% pada  2023. Hal ini menandakan komitmen PLN yang kuat dalam penyediaan energi bersih.

Direktur Eksekutif Center for Energy Security Studies (CESS), Ali Ahmudi Achyak, mengatakan, saat ini REC semakin diminati, dan pertumbuhannya pada tahun 2023 mencapai 3,54 TWh dibandingkan dengan 1,76 TWh pada tahun 2022. 


"Sejak diluncurkan pada tahun 2020 hingga akhir 2023, penjualan total REC PLN telah melebihi 5 TWh," ujarnya dalam keterangannya, Selasa (6/2).

Baca Juga: PTPN III & Pertamina NRE Sepakati Komersialisasi Kredit Karbon untuk Tekan Emisi

Ali menekankan pentingnya REC sebagai langkah dekarbonisasi, khususnya di sektor industri dan bisnis. Penggunaan energi bersih menjadi kunci dalam meningkatkan daya saing industri saat ini.

REC adalah layanan yang diberikan  PLN kepada pelanggan untuk memudahkan mereka dalam mendapatkan pengakuan atas penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) secara transparan dan diakui secara internasional. Sertifikat REC membuktikan bahwa listrik yang digunakan berasal dari pembangkit EBT atau nonfosil.

Hingga akhir 2023, lebih dari 269 pelanggan telah memanfaatkan REC PLN, dengan sektor industri dan bisnis di wilayah Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan DKI Jakarta menjadi pengguna terbanyak.

Baca Juga: KAI Commuter Impor Tiga KRL Baru Buatan China

PLN telah menyiapkan enam pembangkit yang siap menyuplai listrik hijau untuk pelanggan REC, termasuk pembangkit listrik tenaga panas bumi, tenaga air, dan mini hidro.

PLN memiliki komitmen untuk mencapai net zero emissions (NZE) pada tahun 2060. Pada tahun 2040, PLN menargetkan 75% pembangkitannya akan beralih ke energi terbarukan. 

PLN tengah melakukan transisi energi melalui co-firing, peningkatan pemanfaatan gas, dan peningkatan kapasitas pembangkitan listrik melalui sumber energi geothermal, angin, dan matahari.

Baca Juga: BPK Sentil PLN Tak Mampu Penuhi Investasi Proyek Pembangkit Hingga Rp 108 Triliun

Ali menjelaskan bahwa co-firing telah diimplementasikan di 52 dari 114 pembangkit yang siap membangkitkan listrik. Langkah-langkah ini akan membantu PLN dalam mencapai NZE dengan menyeimbangkan penggunaan energi fosil dan nonfosil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli