Penjualan ritel di kuartal I kurang kencang



JAKARTA. Penjualan bisnis ritel modern di kuartal I-2017 masih lesu meskipun masih bisa tumbuh. Ambil contoh PT Lotte Mart Indonesia. Menurut Donny S. Handoko, Direktur Komersial PT Lotte Mart Indonesia, sejak awal tahun masih ada kenaikan penjualan, tapi pertumbuhannya tidak besar yakni di hanya di kisaran 5% dibandingkan dengan periode serupa tahun lalu.

Menurut Donny, ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil penjualan di periode tersebut. Misalnya di Jakarta sepanjang kuartal I-2017 kerap terjadi aksi massa dan aktivitas Pilkada, sehingga jumlah pengunjung Lotte Mart tidak seramai biasanya. "Terutama gerai kami yang ada yang ada di jalan-jalan protokol, seperti Sudirman dan Kuningan," ucapnya kepada KONTAN, Selasa (25/6).

Berkaca dari hasil pertumbuhan kuartal I, Donny kurang optimistis dengan proyeksi pertumbuhan gerai ritel sampai akhir tahun nanti. Namun bila penjualan Lebaran nanti ternyata hasilnya memuaskan, maka ia berani memproyeksi kinerja perusahaan ini juga bisa positif di akhir tahun ini, paling tidak bisa tumbuh 10%.


Sementara Satria Hamid Ahmadi, Kepala Hubungan Korporasi PT Trans Retail Indonesia masih belum bisa memproyeksi hasil kinerja di kuartal satu tahun ini. Namun ia optimistis hasilnya masih bisa positif.

Hal ini terjadi lantaran peritel ini kerap ekspansi dengan menambah gerai penjualan. Yang terbaru, pada 28 April nanti, peritel ini akan membuka gerai anyar di Bandung.

Maklum, Trans Retail menargetkan membuka 30 gerai sepanjang tahun ini. Tambahan gerai ini diproyeksi sanggup membuat kinerja peritel ini bisa tumbuh positif.

Sedangkan Tutum Rahanta, Wakil Ketua Asosiasi Peritel Indonesia menilai, daya beli yang kurang kuat menjadi penyebab laju bisnis ritel di kuartal satu kurang oke.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini