Penjualan Ritel Diprediksi Ekspansif Terdorong Faktor Musiman dan Stimulus Pemerintah



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet menilai kinerja penjualan ritel pada November 2025 diperkirakan berada pada tren penguatan. 

Menurut Yusuf kombinasi antara sentimen positif, musim belanja akhir tahun, dan stimulus fiskal menjadi penopang utama kinerja ritel pada November.

Hal ini sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia yang memperkirakan pertumbuhan penjualan ritel sebesar 5,9% secara tahunan dan tumbuh 1,1% secara bulan yang konsisten dengan kondisi di lapangan.


Baca Juga: Daya Beli Membaik, Penjualan Ritel Diprediksi Meningkat

Yusuf menjelaskan ketika Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) naik karena sentimen konsumen yang sedang berada dalam fase yang lebih optimistis pada November 2025, masyarakat cenderung akan segera meningkatkan belanja. 

“Biasanya, ketika indeks keyakinan konsumen naik, baik karena persepsi penghasilan maupun ekspektasi ekonomi ke depan, kita memang melihat responsnya cukup cepat di pola belanja masyarakat,” kata Yusuf Rendy kepada Kontan, Rabu (10/12/2025).

Lebih lanjut, peningkatan penjualan November ini menurutnya bukan sesuatu yang berdiri sendiri, tapi juga sejalan dengan perbaikan persepsi rumah tangga.

Selain meningkatnya keyakinan konsumen, Yusuf Rendy menyatakan faktor musiman turut berperan besar terhadap penguatan penjualan ritel. Menjelang Natal dan Tahun Baru, permintaan untuk makanan, minuman, fesyen, dan perlengkapan rumah tangga cenderung melonjak. 

“Peritel juga banyak menggelar promo akhir tahun. Ditambah lagi pemerintah biasanya mempercepat realisasi belanja di kuartal terakhir sehingga ada tambahan penguatan dari sisi stimulus,” jelasnya.

Outlook Penjualan Ritel Positif Hingga Awal 2026

Rendy memperkirakan penjualan ritel masih akan berlanjut dalam satu sampai tiga bulan ke depan. Setelah periode Natal dan Tahun Baru, masyarakat akan memasuki masa persiapan Ramadan dan Idul Fitri, yang merupakan periode puncak permintaan konsumsi tahunan di Indonesia. 

Baca Juga: Ketidakpastian UMP, Asosiasi Serikat Pekerja (Aspirasi) Tuntut Keadilan dan Kepastian

“Secara historis, ritel tidak hanya stabil, tetapi cenderung akseleratif pada periode tersebut,” ujarnya.

Menurutnya, prospek pertumbuhan ritel akan semakin kuat jika pemerintah menjaga stabilitas daya beli dan mempertahankan ritme stimulus ekonomi. Meski terdapat risiko seperti tekanan harga pangan dan ketidakpastian global, proyeksi dasar tetap menunjukkan optimisme.

“Untuk baseline outlook, saya melihat prospek ritel dalam beberapa bulan ke depan masih cukup solid," terang Rendy.

Kombinasi sentimen konsumen yang relatif baik, faktor musiman, dan dukungan kebijakan menurutnya menjadi alasan utama kenapa permintaan domestik kemungkinan tetap kuat.

Selanjutnya: Pembatalan Pensiun Dini PLTU Cirebon-1: Pemerintah Cari Alternatif

Menarik Dibaca: Mau Bisnis Tetap Aman di 2026? Fortinet Beberkan Cara Hadapi Serangan AI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News