JAKARTA. Transaksi penjualan 30 proyek perumahan di Jadebotabek yang tercatat dalam keranjang penelitian Cushman and Wakefield Indonesia selama semester I tahun 2014 menembus angka Rp 8,3 triliun. Angka transaksi itu relatif menurun dibandingkan pencapaian pada semester I tahun 2013 senilai Rp 8,35 triliun. Penurunan tersebut disebabkan oleh implementasi peraturan Bank Indonesia (BI) mengenai kenaikan suku bunga, dan uang muka. Peneliti dan penasihat riset Cushman and Wakefield Indonesia, Anindya Prayascitta Samesti, mengungkapkan rata-rata penjualan rumah pada enam bulan pertama mencapai 100 unit per bulan per perumahan. Jumlah berkurang sebanyak 13 unit atau minus 11 persen dibandingkan dengan rerata penjualan pada semester I tahun lalu. "Kontribusi terbesar penjualan perumahan berasal dari Tangerang yang dipimpin oleh Paramount Serpong, dan Summarecon Serpong serta Jakarta. Disusul Bogor, dan Depok, kemudian Bekasi," ujar Anindya.
Penjualan rumah semester I-2014 tembus Rp 8,3 T
JAKARTA. Transaksi penjualan 30 proyek perumahan di Jadebotabek yang tercatat dalam keranjang penelitian Cushman and Wakefield Indonesia selama semester I tahun 2014 menembus angka Rp 8,3 triliun. Angka transaksi itu relatif menurun dibandingkan pencapaian pada semester I tahun 2013 senilai Rp 8,35 triliun. Penurunan tersebut disebabkan oleh implementasi peraturan Bank Indonesia (BI) mengenai kenaikan suku bunga, dan uang muka. Peneliti dan penasihat riset Cushman and Wakefield Indonesia, Anindya Prayascitta Samesti, mengungkapkan rata-rata penjualan rumah pada enam bulan pertama mencapai 100 unit per bulan per perumahan. Jumlah berkurang sebanyak 13 unit atau minus 11 persen dibandingkan dengan rerata penjualan pada semester I tahun lalu. "Kontribusi terbesar penjualan perumahan berasal dari Tangerang yang dipimpin oleh Paramount Serpong, dan Summarecon Serpong serta Jakarta. Disusul Bogor, dan Depok, kemudian Bekasi," ujar Anindya.