JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 3,8 triliun atau naik 90% year on year (YoY) pada kuartal pertama 2011. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, BMRI berhasil meraup untung sebesar Rp 2 triliun. Zulkifli Zaini, Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan peningkatan laba bersih tersebut ditopang oleh hasil penjualan saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) sebesar Rp 1,4 triliun. Tak hanya itu, laba operasional juga naik 55,2% dari Rp 6,1 triliun menjadi Rp 9,5 triliun termasuk premium income dari AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri). "Kenaikan laba bersih Bank Mandiri sebesar Rp 3,8 triliun karena didukung empat faktor yakni sumber penjualan saham garuda, pendapat bunga dari AXA Mandiri, fee based income dan pelunasan kredit hapus buku," papar Zulkifli, Kamis (29/4). Laba yang diperoleh dari kredit hapus buku itu sebesar Rp 1,9 triliun, sedangkan kontribusi laba dari AXA Mandiri mencapai Rp 875 miliar. Sementara itu, pendapatan non bunga (fee based income) menjadi Rp 3,7 triliun atau naik 145,6% (YoY) dari Rp 1,5 triliun . Pertumbuhan Kredit Bank berkode saham BMRI ini telah mengucurkan kredit sebesar Rp 251,8 triliun atau tumbuh 24,7% (YoY) dari Rp 201,9 triliun dari periode sebelumnya. Kucuran kredit sebesar itu terdiri dari segmen mikro sebesar Rp 5,6 triliun atau naik 35% (YoY) dari Rp 4,1 triliun dengan jumlah nasabah 560 ribu. Sedangkan, kredit segmen usaha kecil dan menengah tersalurkan sebesar Rp 28,7 triliun atau tumbuh 27,2% (YoY). Sementara itu kredit ritel untuk segmen business banking sebesar Rp 23,3 triliun atau tumbuh 31,5% (YoY) dari Rp 17,7 triliun. Kredit mikro sebesar Rp 7,7 triliun atau tumbuh 37,5% dari Rp 5,6 triliun, dan consumer banking sebesar Rp 32,4 triliun atau tumbuh 32% (YoY) dari Rp 24,7 triliun. Adapun, bank berpelat merah ini menyerap dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 356,7 triliun atau naik 13% (YoY) dari Rp 312,9 triliun, dengan komposisi dana murah (giro dan tabungan) mencapai Rp 202,8 triliun atau tumbuh 14,7% dari Rp 176,8 triliun, sedangkan deposito sebesar Rp 179,9 triliun. Walaupun sudah mengucurkan kredit tersebut, loan to deposit ratio (LDR) BMRI baru mencapai 70,21% atau belum mencapai 78%-100% sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (BI). Selain itu, kredit macet atau non performing loan (NPL) net mengalami kenaikan 0,12% menjadi 0,67% (YoY) dari 0,55%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Penjualan saham Garuda dongkrak kinerja Bank Mandiri
JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 3,8 triliun atau naik 90% year on year (YoY) pada kuartal pertama 2011. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, BMRI berhasil meraup untung sebesar Rp 2 triliun. Zulkifli Zaini, Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan peningkatan laba bersih tersebut ditopang oleh hasil penjualan saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) sebesar Rp 1,4 triliun. Tak hanya itu, laba operasional juga naik 55,2% dari Rp 6,1 triliun menjadi Rp 9,5 triliun termasuk premium income dari AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri). "Kenaikan laba bersih Bank Mandiri sebesar Rp 3,8 triliun karena didukung empat faktor yakni sumber penjualan saham garuda, pendapat bunga dari AXA Mandiri, fee based income dan pelunasan kredit hapus buku," papar Zulkifli, Kamis (29/4). Laba yang diperoleh dari kredit hapus buku itu sebesar Rp 1,9 triliun, sedangkan kontribusi laba dari AXA Mandiri mencapai Rp 875 miliar. Sementara itu, pendapatan non bunga (fee based income) menjadi Rp 3,7 triliun atau naik 145,6% (YoY) dari Rp 1,5 triliun . Pertumbuhan Kredit Bank berkode saham BMRI ini telah mengucurkan kredit sebesar Rp 251,8 triliun atau tumbuh 24,7% (YoY) dari Rp 201,9 triliun dari periode sebelumnya. Kucuran kredit sebesar itu terdiri dari segmen mikro sebesar Rp 5,6 triliun atau naik 35% (YoY) dari Rp 4,1 triliun dengan jumlah nasabah 560 ribu. Sedangkan, kredit segmen usaha kecil dan menengah tersalurkan sebesar Rp 28,7 triliun atau tumbuh 27,2% (YoY). Sementara itu kredit ritel untuk segmen business banking sebesar Rp 23,3 triliun atau tumbuh 31,5% (YoY) dari Rp 17,7 triliun. Kredit mikro sebesar Rp 7,7 triliun atau tumbuh 37,5% dari Rp 5,6 triliun, dan consumer banking sebesar Rp 32,4 triliun atau tumbuh 32% (YoY) dari Rp 24,7 triliun. Adapun, bank berpelat merah ini menyerap dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 356,7 triliun atau naik 13% (YoY) dari Rp 312,9 triliun, dengan komposisi dana murah (giro dan tabungan) mencapai Rp 202,8 triliun atau tumbuh 14,7% dari Rp 176,8 triliun, sedangkan deposito sebesar Rp 179,9 triliun. Walaupun sudah mengucurkan kredit tersebut, loan to deposit ratio (LDR) BMRI baru mencapai 70,21% atau belum mencapai 78%-100% sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (BI). Selain itu, kredit macet atau non performing loan (NPL) net mengalami kenaikan 0,12% menjadi 0,67% (YoY) dari 0,55%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News