Penjualan SBR013 Mencapai Rp 7,96 Triliun Hingga Hari ke-10 Penawaran



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Penjualan Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR013 mencapai Rp 7,96 triliun hingga hari ke-10 penawaran. Sejak ditawarkan mulai 10 Juni 2024 lalu, realisasi penjualan instrumen Surat Berharga Negara (SBN) Ritel tersebut masih sejalan dengan target yang dipatok pemerintah.

Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu, Deni Ridwan, mengungkapkan bahwa total pemesanan SBR013 telah mencapai Rp 7,96 triliun hingga Kamis (20/6) siang. Dengan rincian, SBR013T2 terjual sebesar Rp 5,93 triliun yang dibeli oleh 21.409 investor, sedangkan SBR013T4 terjual sebesar Rp 2,03 triliun dengan 7.909 investor.

“Realisasi tersebut masih on the track menuju target Rp 15 triliun-Rp 20 triliun,” ujar Deni kepada Kontan.co.id, Kamis (20/6).


Deni melihat, investor umumnya lebih menyukai investasi dengan tenor yang lebih pendek kemungkinan karena lebih sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasinya. Namun ke depannya minat masyarakat pada tenor yang lebih panjang diharapkan juga semakin meningkat seiring tingkat literasi keuangan yang semakin baik.

Baca Juga: Kupon SBR 013 6,45% & 6,6%, Cek Cara Investasi Secara Online Modal Minimal Rp 1 Juta

Menurut Deni, SBR013 masih mampu menarik lebih banyak pemesanan dan investor baru. Seperti diketahui, masa penawaran SBR013 masih menyisakan 14 hari lagi atau tepatnya ditutup pada 4 Juli 2024 mendatang.

Beberapa faktor yang menjadi daya tarik SBR013 yakni instrumen SBN ritel ini dinilai merupakan investasi yang aman dan menguntungkan dengan tingkat kupon yang menarik dan tarif pajak yang lebih rendah dibanding investasi sejenis.

Selain itu, kupon SBR013 bersifat mengambang dengan tingkat kupon minimal (floating with floor). Penyesuaian kupon dilakukan setiap 3 bulan berdasarkan BI rate yang berlaku ditambah fixed spread sebesar 20bps dan 35bps untuk tenor 2 tahun dan 4 tahun.

Oleh karena itu, Deni menilai, kondisi market yang volatile seperti saat ini akan lebih menguntungkan investor. Serta dengan penawaran tenor 2 tahun dan 4 tahun, investor memiliki lebih banyak pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi dan tujuan investasi.

“Solidnya perekonomian Indonesia saat ini seperti pertumbuhan ekonomi yang positif, tingkat inflasi yang terkendali, dan tingkat bunga acuan yang diperkirakan stabil atau bahkan turun pada akhir tahun ini atau awal tahun depan, juga turut mendukung kepercayaan diri investor domestik untuk berinvestasi SBN Ritel,” jelas Deni.

Baca Juga: SBR013 Meluncur, SBN Diproyeksi Tetap Akan Diburu

PR and Corporate Secretary Lead Bibit.id William mengamini bahwa minat investor tinggi terhadap penawaran SBR013. Penjualan SBN Ritel tenor pendek masih jadi favorit investor khususnya di Bibit.

“Investor tampaknya memiliki kecenderungan lebih menyukai produk investasi untuk jangka yang lebih pendek, mengingat imbal hasil yang tidak berbeda jauh dengan tenor 4 tahun,” kata William saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (20/6).

William mencermati, penawaran SBR013 jadi pilihan investor utamanya karena instrumen SBN Ritel tersebut memiliki kupon floating with floor atau mengambang dengan tingkat kupon minimal, yang sangat diminati di tengah tren kenaikan suku bunga seperti saat ini.

Asal tahu saja, kupon floating with floor artinya memiliki potensi kenaikan imbal hasil saat suku bunga acuan naik. Namun imbal hasilnya tidak akan turun dari imbal hasil minimalnya, ketika suku bunga acuan bergerak turun.

“Tentu hal ini diminati investor di tengah tren kenaikan suku bunga seperti saat ini,” sebut William.

Adapun penjualan SBN Ritel tenor pendek masih jadi favorit investor khususnya di Bibit sebagai salah satu Mitra Distribusi (Midis). Bibit masih sangat antusias dan optimistis terhadap penawaran SBN ritel seri SBR013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati