Penjualan Semen di April 2023 Melemah, Begini Rekomendasi Saham INTP dan SMGR



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volume penjualan semen melemah pada April 2023 karena liburan Idul Fitri. Volume penjualan semen secara keseluruhan menurun sebesar 30% secara tahunan atau turun 38% secara bulanan mom di Apr23. 

Menurut Analis Indo Premier Sekuritas Jovent Muliadi dalam riset 23 Mei 2023, hari kerja yang lebih pendek di tengah Libur Idul Fitri di akhir April menjadi penyebab utama. Dia bilang hanya ada 14 hari kerja di April 2023. Jauh lebih sedikit dari April 2022 yang sebanyak 20 hari dan Maret 2023 sebanyak 21 hari kerja. Pada tahun lalu, libur Idul Fitri jatuh pada awal Mei.

Secara kumulatif, penjualan semen nasional turun juga turun 12% secara year on year (yoy) selama empat bulan di 2023 karena penjualan semen kantong yang turun 14% secara tahunan. Sementara penjualan semen curah turun 4% secara yoy. 


Baca Juga: Tingkatkan Pemakaian Bahan Bakar Ramah Lingkungan, Semen Indonesia (SMGR) Lakukan Ini

Pada saat yang sama, volume penjualan di Jawa mengalami kontraksi 14% yoy, lebih lambat dibandingkan luar Jawa yang turun 9% yoy.

Jovent menyebut, semua pemain melihat penurunan penjualan volume yang serupa. Namun, pangsa pasar dua pemain besar masih relatif stabil di 77% selama empat bulan di 2023. Dimana pada periode sama pada tahun 2022, dua pemain besar memiliki pangsa pasar sebanyak 78%. 

Semua pemain mengalami penurunan volume yang sama sepanjang tahun. Dimana penjualan semen Conch mengalami penurunan paling tajam yakni sebesar -15% yoy, diikuti SMGR turun 13% yoy. Sementara INTP, semen Merah Putih, Siam, dan Star turun 10%-11% yoy. 

Penjualan semen untuk ekspor secara keseluruhan naik 19% yoy dalam empat bulan di 2023 didukung oleh volume yang kuat dari SMGR. Penjualan ekspor SMGR meningkat 29% yoy sementara volume ekspor INTP dan non-big 2 turun masing-masing sebesar 42% yoy dan -2% yoy.

Baca Juga: Indocement (INTP) Yakin Permintaan Semen Meningkat Usai Libur Lebaran

Pada saat yang sama, terjadi penurunan harga semen eceran. "Berdasarkan channel check kami, harga retail Semen Gresik dan Tiga Roda terlihat sedikit turun 2%-4% secara bulanan di area Jawa, sedangkan merek lain yaitu,  Semen Padang masih mengalami kenaikan harga sebesar 1% mom," jelas Jovent. Hal ini membuat selisih lebih kecil antara merek unggulan. 

Jovent menyebut kekhawatiran terbesar Indo Premier pada saham sektor semen adalah potensi harga jual rata-rata yang melemah. Ini karena permintaan yang lebih lemah dan utilisasi yang lebih rendah. Ini karena leverage operasi yang lemah. "Kami memperkirakan, permintaan infrastruktur akan tetap lambat selama tahun politik karena sebagian besar anggaran dapat disalurkan ke bantuan sosial untuk tujuan kampanye," jelas dia. 

Jovent juga menyebut jika permintaan properti cenderung juga melemah selama tahun pemilu, sehingga permintaan semen akan lebih terbatas untuk saat ini. "Meski begitu, kami menyebut pada bulan Mei adalah waktu tepat untuk mengukur seberapa besar permintaan di semester II tahun ini," kata dia. Secara valuasi, saham sektor semen dinilai masih menarik dengan EV/EBITDA di 8,1x untuk tahun 2023. Angka ini jauh lebih rendah dari rata-rata lima tahun di 11,4x. Karena itu, Jovent memasang peringkat netral saham sektor semen.

Baca Juga: Jadwal Pembagian Dividen Indocement (INTP) Rp 548,97 Miliar

Jovent merekomendasikan hold saham INTP dengan target harga Rp 10.000 per saham. Pada saham SMGR, dia juga menyarankan hold dengan target harga Rp 8.800 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana